REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setelah tiga hari digenang air, banjir yang merendam areal persawahan di Kecamatan Merakurak Tuban akhirnya menyusut. Kawasan banjir yang menggenang empat Desa di Kecamatan tersebut menyurut sejak Kamis (27/12) sore.
Pelaksana Tugas Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Darmudji mengatakan, wilayah persawahan seluas 60 hektare yang sempat tergenang sejak Selasa (25/12) saat ini telah menyusut. "Pantauan dari petugas di lapangan tinggal tujuh hektare areal sawah yang masih tergenang air," ujarnya, Jumat (28/12).
Akan tetapi, ditegaskannya, kemungkinan banjir akan kembali meluas masih mungkin terjadi. Apabila hujan deras seperti yang mengguyur daerah itu pada Senin (24/12) kembali terjadi. Surutnya areal persawahan dari banjir ini, diakui dia, setelah intensitas hujan turun mulai berkurang sejak Rabu dan Kamis lalu.
Jalur transportasi desa pun sudah berangsur pulih dan normal kembali. Namun demikian, kerugian Petani akibat air yang menggenang areal persawahan menjadi kekhawatiran terjadinya gagal panen. Untuk itu, pihak Dinas Pertanian Tuban sudah mempersiapkan bantuan benih dan insentif kepada Petani terdampak.
Dinas Pertanian memaparkan setidaknya ada lebih dari 150 Petani yang akan terdampak dari banjir yang menggenang areal persawahan di Tuban ini. Dinas Pertanian memperkirakan 360 ton gabah akan rusak dan gagal panen apabila areal sawah yang terbanjiri tak kunjung surut dan bahkan terus meluas.
Sedangkan data dari BMKG Juanda, Surabaya, Tuban merupakan 32 wilayah di Jatim yang masuk wilayah rawan di musim penghujan. Data dari BMKG Juanda, Tuban juga merupakan 10 daerah di Jatim yang berpotensi dilanda hujan deras sepanjang akhir Desember hingga awal Januari mendatang. 10 daerah lain yang dipetakan BMKG Juanda rawan hujan deras adalah Bojonegoro, Lamongan, Malang, Batu dan Mojokerto.