REPUBLIKA.CO.ID, -- Film
15 tahun sejak dirilis pertama kali, film paling laris dunia –sebelum akhirnya digeser Avatar—Titanic dirilis ulang. Namun bedanya, kali ini film garapan James Cameron itu dikonversi ke film dalam format 3 dimensi. Tepatnya di tanggal (4/4), Titanic 3D resmi diputar di seluruh dunia.
Momen tersebut menjadi ajang nostalgia bagi para penggemar film yang kejadian sebenarnya terjadi 100 tahun lalu itu.
Untuk kabar kedua dunia film di bulan April 2012, kembali disandang The Raid dalam rilis internasionalnya.
Bukan hanya bisa menembus Hollywood, tapi The Raid masuk dalam jajaran film paling laris menembus box office Amerika Utara.
Jika dalam periode penjualan 30 Maret hingga 1 April 2012 The Raid berada di posisi 20 tangga box office, untuk penjualan periode enam hingga delapan April 2012, The Raid berhasil naik ke peringkat 11 Box Office Amerika dengan pendapatan sebesar 565 ribu dolar AS.
"Masih nggak percaya, biasanya kita ngeliat daftar Box Office selalu diisi film asing, tapi sekarang ada film kita. Saya masih nggak percaya, ini benar-benar mukjizat," ungkap produser The Raid, Ario Sagantoro.
Sementara kabar selanjutnya merupakan berita duka dari sutradara dan penulis skenario senior Indonesia, Misbach Jusa Biran. Suami dari Nani Wijaya ini meninggal dunia pada Rabu (11/4) pukul 07.00 WIB. Misbach menghembuskan nafas terakhir di Eka Hospital, Serpong, Tangerang, Banten.
Pendiri Sinematek ini dikenal sebagai orang yang selalu berkarya. Begitu pun di saat-saat terakhir hidupnya, Misbach masih menghabiskan energinya berfikir dan membuat suatu karya, sebuah film yang akan dijadikan pembelajaran bagi masyarakat.
"Di saat terakhirnya Misbach tetap concern dengan dua skenarionya, yakni Ki Ageng Tirtayasa dan Kapten Romli," ujar salah satu murid sekaligus rekan dekat Misbach Yusa Biran, Boy Rifai.
Boi menuturkan, skenario yang dibuat Misbach bukanlah tipikal film yang mudah dijual.
"Skenarionya sudah selesai tapi masih terus revisi, dan beliau (Misbach Jusa Biran) selalu concern akan hal itu. Sebagai peninggalan terakhir mungkin tugas kami untuk merealisasikannya karena jujur pak Misbach itu melihat film adalah sebagai pembelajaran, bukan barang dagangan," lanjutnya
Musik
Untuk dunia musik di bulan April bisa disebut sebagai bulan tersibuknya penikmat musik Indonesia. Pasalnya, hampir di sepanjang bulan, Indonesia terus digempur penampilan musisi-musisi luar.
Dimulai dari kedatangan dua band heavy metal asal Amerika Serikat, Hellyeah dan Anthrax pada Sabtu (30/3) di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara. Hellyeah membuka konser sebelum Anthrax tampil dengan lagu-lagu andalannya seperti 'Cowboy Way', 'Mother of Time', 'Stampede' 'Hell of a Time' dan 'Betterman'.
Sementara Anthrax membawakan lagu-lagunya seperti 'Fight em Til You Can't', 'Caught In A Mosh', 'Anti Social', dan 'The Devil You Know'.
Selanjutnya giliran penyanyi tahun 70-an Olivia Newton-John yang tampil di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Ahad (8/4).
"I'm so excited! Very good to be here," ujar Olivia saat jumpa pers 'Greatest Hits Night with Olivia Newton-John'.
Dua hari setelahnya giliran SUM 41 yang konser di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, Jakarta, Selasa (10/4). Band punk rock asal Kanada itu membawakan lagu-lagunya seperti 'Reason To Believe', 'Hell Song', 'All To Blame', 'Walking Disaster', 'Skumfuk' dan lainnya.
Sementara yang paling seru adalah kedatangan band progressive metal, Dream Theater ke Jakarta. Mereka menggelar konser di Mata Elang Indoor Stadium, Pantai Karnaval, Ancol, Sabtu (21/4).
Jam menunjukkan pukul sembilan lewat lima menit saat lampu stadion-dalam ruangan Mata Elang Indoor Stadium, Ancol, dimatikan. Musik Dream is Collapsing menandai dimulainya repertoar Dream Theater (DT) dalam konsernya di Jakarta, Sabtu (21/4) malam.
Simfoni megah karya Hans Zimmer itu mengantar lima personel DT naik ke atas panggung. Penonton yang sebagian sudah mulai histeris masih harus menunggu intro lagu Bridges in the Sky rampung; gumaman pria nan misterius dan kidung Gregorian akhirnya disambar oleh John Petrucci dengan riff-riff gitarnya. MEIS seperti meledak.
Lagu pertama dengan durasi lebih dari 11 menit itu tampaknya cukup untuk pemanasan penonton. Tapi alih-alih menggeber fansnya dengan lagu yang berat distorsinya, DT memainkan 6.00 dari album Awake (1994) yang relatif ‘enteng’ dan cocok untuk bergoyang.
“Kami memiliki pria ini. Dialah alasan kami bisa berada di sini malam ini,” vokalis James LaBrie memperkenalkan Michael ‘Mike’ Mangini, drumer baru DT, pengganti Mike Portnoy yang mundur dari band pada September 2010 lalu.
Penonton mulai panas dan ikut bernyanyi saat lagu Build Up, Break Me Down dimainkan. Sebagian kritikus dan fans menilai, Build Up, Break Me Down adalah lagu DT di album terbaru hasil turunan dari eksplorasi ‘modern metal’ album Train of Thought (2003). RefrainBuild Me Up, Break Me Up memang terasa ngepop namun tunggu sampai Petrucci menghajar penonton dengan melodi gitar khas progresif yang beradu cepat dengan harmoni kibor Jordan Rudess. Fantastik.
Seperti ingin memberi penonton kesempatan bernafas, DT selanjutnya memainkan lagu balada lembut Sorrounded dari album Image and Words (1992). “I know it’s easier… To walk away than look it in the eye.” Vokal merdu James LaBrie terdengar harmonis dengan kor ribuan penonton di bawah panggung. Lagu berikutnya A Root of All Evil menjadi awal keseimbangan tata suara konser setelah di lagu-lagu sebelumnya, distorsi gitar Petrucci terdengar terlalu dominan.
Blitz
Sementara Justin Bieber mengejutkan publik Indonesia dengan komentarnya tentang Indonesia. Bieber menghina Indonesia dengan menyebut Indonesia sebagai negara Random (tidak jelas). Hal itu dikemukakan Bieber saat mempromosikan album terbarunya, Believe di London, Inggris.
Dalam acara The Voice yang dipandu Reggie Yates, Justin Bieber memperkenalkan tiga lagu dalam albumnya itu. Yang pertama adalah All Around the World. Namun belum selesai lagu itu diputar, Bieber menghentikan lagunya dengan mengatakan kualitas sound lagu itu buruk.
"Kualitas suaranya begitu buruk," ketus Justin Bieber.
Yates kemudian mencoba berbasa-basi dengan menanyakan perasaannya yang dibandingkan dengan Justin Timberlake setelah mencoba menggunakan suara falsetto dalam single barunya, Boyfriend. Namun lagi-lagi Bieber menjawabnya dengan ketus.
"Aku tidak mengikuti Justin Timberlake," ketusnya sebelum akhirnya memperkenalkan single lainnya, As Long As You Love Me dengan mengatakan."Ini merupakan lagu yang sangat sangat menarik." "Tapi mungkin akan terdengar buruk dengan speaker ini."
Kekasih Selena Gomez ini kemudian menjelaskan bahwa hal itu tidak lepas dari proses rekaman yang begitu buruk.
"Aku sedang berada di negara yang random (Tidak Jelas)," kata Bieber yang kemudian dijelaskan sang manajer, Scott Braun, negara yang dimaksud adalah Indonesia.
"Saya melakukan rekaman di sebuah studio. Di sebuah tempat yang kecil. Dan mereka (orang Indonesia) tidak tahu dan mengerti atas apa yang mereka lakukan."
Atas hal ini, sejumlah komentar bermunculan. Tak sedikit yang mencibir pernyataan Justin Bieber tentang Indonesia, mengingat ribuan penggemarnya di Indoensia begitu mencintai Justin.