Senin 31 Dec 2012 10:40 WIB

Tren Penjualan Batik Pekalongan Menurun

Batik Pekalongan
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Batik Pekalongan

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Tren penjualan produk batik Kota Pekalongan, Jawa Tengah, selama 2012 cenderung menurun. Menurut Sekretaris Ikatan Pedagang Pasar Grosir Setono (Ipaseno) Kota Pekalongan, Ahmad Sobari, penurunan penjualan itu, karena adanya beberapa persoalan.

"Kami memperkirakan persaingan produk batik di pasaran ini akan semakin ketat pada 2013, sehingga pelaku usaha harus bisa lebih kreatif dan menjaga mutu agar bahan pakaian itu tetap diminati konsumen," katanya di Pekalongan, Senin (31/12).

Menurut dia, beberapa persoalan menurunnya produk batik tersebut, antara lain adanya krisis global di Eropa, meningkatnya penjualan kain tekstil bermotif batik, dan bertumbuh kembangnya sentra kerajinan batik di sejumlah daerah, seperti Yogyakarta dan Solo.

Krisis global di Eropa, katanya, mengakibatkan daya beli atau ekspor batik ke beberapa pasar mancanegara turun sedangkan beredarnya kain tekstil bermotif batik di pasaran juga memicu anjloknya produk batik tulis dan cap.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Pekalongan, Rosian Anwar, mengatakan bahwa memasuki 2013 diperkirakan akan terjadi persaingan perdagangan yang semakin ketat, sehingga para pengusaha dituntut lebih kreatif dan inovatif agar produk usahanya tetap diminati konsumen.

"Sedangkan tantangan terberat lainnya yang akan dihadapi para pengusaha, adalah adanya rencana kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM)," ucapnya.

Terkait rencana kebijakan pemerintah menaikan TDL, Ketua Kamar Dagang dan Industri Pekalongan, Failasuf mengatakan bahwa kenaikan TDL dipastikan akan memberatkan kalangan pengusaha, terutama pengusaha berskala kecil karena mereka juga akan terbebani dengan kenaikan upah minimum propinsi (UMP) dan BBM.

"Kami harus menghitung ulang jika TDL jadi dinaikkan karena kenaikan harga BBM dan UMP jelas sudah memberatkan para pengusaha," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa untuk mengatasi kenaikan tarif dasar listrik ini, para pelaku usaha diminta harus kreatif dan inovatif terhadap produksi yang dikelolanya. "Saya yakin TDL akan pasti naik, sehingga salah satu upaya yang harus dilakukan pelaku harus kreatif dan inovatif dalam memasarkan produksinya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement