Selasa 08 Jan 2013 15:08 WIB

Cuaca Ekstrem, Ribuan Penumpang Kapal Fery Panik

Cuaca Ekstrem/Ilustrasi
Foto: bmkg.go.id
Cuaca Ekstrem/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA -- Cuaca ekstrem yang melanda perairan Kupang dekat Pulau Semau membuat ribuan penumpang kapal Fery Uma Kalada milik PT ASDP panik. Kapal yang berlajar menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari pelabuhan penyeberangan Alor itu terombang-ambing selama beberapa jam.

Kavelius Dopong (42), salah seorang penumpang mengatakan, kapal lepas jangkar dari Kalabahi Alor menuju Kupang pada Ahad (6/1) sekitar pukul 12.00 Wita. Saat berangkat, cuaca masih cukup bersahabat.

Namun saat berada di perairan Kupang dekat Pulau Semau yang berhadapan dengan dermaga sandar Bolok tersebut, cuaca kian ekstrem dengan tinggi gelombang mencapai lebih dari empat meter.

Nahkoda Uma Kalada, menggunakan pengeras suara, menyampaikan kepada seluruh penumpang, kalau kapal yang memuat sekitar 1.000 penumpang itu, tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan tambatan di pelabuhan Bolok Kupang.

Karena tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan sandar Bolok di Kupang, nahkoda kapal Uma Kalada, memilih untuk mendiamkan kapalnya di perairan itu, dengan diguyur hujan dan angin serta gelombang yang cukup kuat.

Ketakutan sudah menyelimuti wajah dan hati semua penumpang yang ada bersama dalam pelayaran itu. "Jujur, saat itu saya sudah berpasrah diri. Cuaca memang sangat ekstrim dengan gelombang dan hujan serta angin yang sangat kencang," kata Kavelius.

Namun demikian, lanjut dia, Tuhan masih memberikan perlindungan kepada semua penumpang Uma Kalada, kendatipun harus terdampar di pelabuhan Atapupu di wilayah batas negara RI-Timor Leste ini.

"Biar terdampar begini di sini lebih baik yang penting nyawa kami bisa diselamatkan," kata dia.

Menurut dia, jumlah penumpang yang ikut berlayar dari Alor menuju Kupang tersebut, sekitar 1.000 orang penumpang, dan rata-rata adalah pelajar dan anak sekolah yang harus masuk sekolah.

Dia mengatakan, setelah bersandar di pelabuhan Atapupu ini, Senin (7/1) kemarin, sekitar pukul 17.00 WITA, sebagian dari penumpang yang ada, langsung dievakuasi ke Kupang menggunakan jalan darat.

"Kami yang lain masih bertahan, menunggu proses evakuasi," kata Marselina.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement