Jumat 11 Jan 2013 23:56 WIB

Mursi Undang Iran ke KTT OKI di Kairo

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Policemen stand guard near a poster outside the constitutional court put up by supporters of Egyptian President Mohamed Mursi as they stage a sit-in, in Cairo December 23, 2012.
Foto: Reuters/Khalee Abdullah
Policemen stand guard near a poster outside the constitutional court put up by supporters of Egyptian President Mohamed Mursi as they stage a sit-in, in Cairo December 23, 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad diundang oleh pemimpin Mesir Mohamed Mursi untuk menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam-OKI).

Undangan Morsi, yang dilaporkan oleh media Iran, Jumat (11/1), disampaikan saat Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi berkunjung ke Kairo untuk menemui presiden Mesir dan menteri luar negerinya, Mohamed Kamel Amr.

Iran dan Mesir sama-sama merupakan anggota OKI, namun keduanya tidak menjalin hubungan diplomatik selama lebih dari 30 tahun.

Teheran memutus hubungan dengan Kairo pada 1980, satu tahun setelah revolusi Islam Iran, karena tidak menerima sikap presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, yang membuat kesepakatan damai dengan Israel.

Iran sebetulnya telah mengungkapkan keinginannya untuk mengembalikan hubungan dengan Mesir sejak turunnya Husni Mubarak pada Februari 2011 lalu. Namun Morsi dan kelompok Islam pendukungnya masih berhati-hati terhadap persoalan itu.

Di sisi lain, kedua negara tersebut juga mengambil sikap yang berlawanan mengenai krisis di Suriah.

Tehran berkomitmen mendukung Presiden Bahsar al-Assad dan rezimnya. Negara tersebut dilaporkan menyediakan dukungan finansial dan mengakui telah mengirim penasihat militer Revolutionary Guards ke Damaskus.

Sementara Mesir berada dipihak pemberontak, yang dipandang oleh Morsi sebagai pembawa nilai-nilai revolusioner yang juga telah mengantarkannya ke kursi kekuasaan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

(QS. Al-Baqarah ayat 143)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement