Senin 14 Jan 2013 21:25 WIB

Menyoal Hakikat Kematian (1)

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis.

Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami, seperti penyakit, atau karena penyebab tidak alami, seperti kecelakaan.

Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan.

Allah SWT menjelaskan kematian dalam konteks menguraikan nikmat-nikmat-Nya  kepada manusia. “Bagaimana kamu mengingkari (Allah) sedang kamu tadinya mati, kemudian dihidupkan (oleh-Nya), kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya.” (QS al-Baqarah [2]: 28).

Cendekiawan Muslim asal India, Muhammad Iqbal, menegaskan, mustahil sama sekali  bagi makhluk manusia yang mengalami perkembangan jutaan tahun untuk dilemparkan  begitu saja bagai barang yang tidak berharga.

Tetapi, itu baru dapat terlaksana apabila ia mampu menyucikan dirinya secara terus-menerus. Penyucian jiwa itu dengan jalan menjauhkan diri dari kekejian dan dosa, dengan jalan amal saleh.

Alquran menegaskan, “Mahasuci Allah Yang di dalam genggaman kekuasaan-Nya seluruh kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya, dan sesungguhnya Dia Mahamulia lagi Mahapengampun” (QS al-Mulk [67]: 1-2).

Kematian dalam Islam bukanlah sesuatu yang buruk. Karena, di samping mendorong manusia untuk meningkatkan pengabdiannya dalam kehidupan dunia ini, kematian juga merupakan pintu gerbang untuk memasuki kebahagiaan abadi, serta mendapatkan keadilan sejati.

Ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi menunjukkan bahwa kematian bukanlah ketiadaan hidup secara mutlak, tetapi ia adalah ketiadaan hidup di dunia. Dalam  arti bahwa manusia yang meninggal pada hakikatnya masih tetap hidup di alam lain dan dengan cara yang tidak dapat diketahui sepenuhnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement