REPUBLIKA.CO.ID, Surat kabar terbitan Inggris, The Guardian menyebut sanksi-sanksi yang dijatuhkan Barat atas Iran adalah pelanggaran kemanusiaan terhadap warga Iran.
Sebagaimana dikutip Mehr News, The Guardian mengatakan, sanksi-sanksi yang dijatuhkan atas Iran memang untuk menghentikan program nuklir negara itu, namun saknsi-sanksi itu kemudian berdampak pada minimnya persediaan obat untuk warga Iran yang sakit.
Oleh karena itu, tidak lama lagi sejumlah pasien Iran terancam bahaya akibat dampak sanksi Barat tersebut.
Menurut The Guardian, negara-negara Barat memberlakukan beberapa pengecualian dalam sanksinya, akan tetapi pengecualian ini dinilai tidak efektif. Pasalnya, sanksi tersebut membuat transaksi antarbank dengan Iran lumpuh. Parahnya lagi, pengiriman bahan kimia yang memiliki kegunaan ganda ke Iran pun terpaksa harus dihentikan.
Mengutip salah seorang direktur perusahaan farmasi Iran, The Guardian menulis, "Kami mampu membeli obat-obatan dari perusahaan asing, akan tetapi mengingat sanksi yang dijatuhkan terhadap transaksi keuangan dengan Iran, hal ini menjadi tidak mungkin. Sulit bagi kami untuk menjamin ketersediaan obat."
Lebih lanjut Guardian mengklaim, diplomat-diplomat Barat tahu betul dampak sanksinya terhadap rakyat Iran, oleh karena itu negara-negara Barat kini tengah berunding untuk mengeluarkan warga Iran dari dampak negatif sanksi.
Dengan alasan yang sama Kementerian Keuangan Amerika Serikat dikabarkan sedang berupaya meyakinkan sejumlah bank terkait masalah ini. Jika sampai melakukan transaksi keuangan dengan Iran untuk tujuan kemanusiaan semisal penjualan obat-obatan, bank-bank ini tidak akan didenda.
Sekalipun upaya-upaya ini terus dilakukan, namun mengingat sanksi yang dijatuhkan Barat atas perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan Iran begitu berat, transaksi keuangan antara Iran dengan negara-negara lain dihadang banyak kesulitan.