REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Oposisi Rusia, Sabtu (19/1), menyebut pemerintah bertanggung jawab atas aksi bunuh diri yang dilakukan seorang aktivis yang permohonan suakanya ke Belanda ditolak.
"Kami menilai tanggung jawab atas kematian ini ada di tangan pihak berwenang Rusia, yang membuat (Alexander Dolmatov) meninggalkan negeri ini," kata Dewan Koordinasi Oposisi Rusia (ROCC) dalam pernyataannya seperti dilaporkan AFP, Ahad (20/1).
"Pada waktu yang bersamaan, kami mengemukakan keprihatinan kami atas sikap pihak berwenang Belanda," katanya.
Dolmatov meninggalkan Rusia tahun lalu setelah pihak berwenang memeriksa rumahnya pada bulan Juni untuk menentukan perannya dalam sebuah aksi unjuk rasa yang digelar di luar Kremlin menjelang pelantikan Presiden Vladimir Putin untuk periode ketiganya, bulan lalu.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan aktivis itu melakukan bunuh diri di pusat penahanan, lokasi ia ditempatkan setelah permohonan suakanya ditolak.
ROC mengatakan pihaknya melakukan pendekatan dengan Dewan Eropa, Badan Pengungsi dan Hak Asasi Internasional PBB terkait hal itu. "Kami juga meminta pemerintah Belanda menyelidiki situasi terkait penolakan suaka bagi Alexander Dolmatov dan penyebab kematiannya," katanya.
Aktivis oposisi itu adalah anggota dari kelompok Rusia lain yang dipimpin oleh penulis dan pembangkang kiri radikal, Eduard Lomonov, kata teman-temannya.