REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Usai menggelar rapat terbatas (ratas) di tempat penampungan pengungsi GOR Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono blusukan ke pemukiman warga Kebun Sayur, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.
Setelah melihat kondisi warga yang terkena imbas banjir karena pemukimannya berada tepat di kali ciliwung, Presiden SBY memberikan pernyataan resminya. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menangani banjir Jakarta secara permanen.
“Pemerintah baik pusat maupun daerah memandang penting untuk mencari solusi yang lebih strategis, bukan solusi tahunan, tapi harapan kita, solusi kali ini paling tidak mengurangi paling signifikan dampak banjir yang datang ke Jakarta,” katanya tak jauh dari bibir kali ciliwung, Ahad (20/1).
Ia mengatakan solusi itu diperlukan karena Jakarta tidak bisa hanya sekadar sebagai salah satu dari 33 provinsi. Tetapi Jakarta adalah pusat pemerintahan, pusat lembaga-lembaga kenegaraan, pusat perekonomian, dan pusat hubungan internasional.
Karena itu, solusi tidak bisa difokuskan kepada Pemda DKI Jakarta tetapi juga pemerintah pusat. “Oleh karena itu, saya perlu mengambil keputusan dan kebijakan untuk bersinergi mana yang kita percayakan dan harus dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dan mana yang di luar kemampuan Jakarta yang harus dikerjakan dan anggarannya dialokasikan dari pemerintah pusat,” katanya.
Dalam ratas yang berlangsung selama hampir dua jam, ia mengatakan pemerintah dan DPR telah mengolah solusi yang bisa dilakukan. Solusi tersebut solusi berjangka menengah dan berjangka panjang. Pemda DKI Jakarta pun memiliki rencana dan tindakan yang akan dilakukan.
“Semua itu kita satukan tadi. Kemudian kami pilih mana prioritasnya, katakanlah dalam waktu dua tahun pertama ini, kemudian apa yang akan kita lanjutkan pada periode berikutnya 2014-2019,” katanya.