Senin 21 Jan 2013 16:35 WIB

Militer Assad Turunkan Tentara Perempuan

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
Asap hitam membubung dari distrik Salah Eddin, Aleppo saat bentrok antara pemberontak dengan militer Suriah (Reuters/Goran Tomasevic)
Asap hitam membubung dari distrik Salah Eddin, Aleppo saat bentrok antara pemberontak dengan militer Suriah (Reuters/Goran Tomasevic)

REPUBLIKA.CO.ID, Pasukan Militer Pemerintah Suriah pro-Presiden Bashar Assad kian meningkatkan pemeriksaan bagi warga sipil sebagai antisipasi gerakan oposisi yang menyusup ke wilayah yang diduduki. Tak hanya laki-laki, perempuan pun kini diperiksa oleh tentara pemerintah.

Untuk itu, Pemerintah Suriah merekrut lebih banyak tentara perempuan untuk memeriksa warganya. Sebagaimana dilaporkan alarabiya.net (21/1), beberapa pos pemeriksaan di kota Homs terlihat tentara perempuan dari militer pemerintah tengah memeriksa warga sipil perempuan. Kota Homs beberapa waktu lalu menjadi medan pertempuran yang mencekam antara militer pemerintah dan pasukan oposisi pembebasasn Suriah.

Dengan adanya tentara perempuan tersebut, warga sipil perempuan makin resah. "Kehadiran tentara perempuan itu mengganggu," ungkap seorang penduduk Homs, Rasha. "Mereka memeriksa seperti pemangsa yang memperlakukan perempuan layaknya budak atau orang Yahudi di tempat tawanan," tambahnya.

Rasha mengisahkan, tentara perempuan tersebut bertindak kasar. Mereka mendorong seorang perempuan tua yang tengah diperiksa di daerah Dawar al-Muaslat di tengah Kota Homs. Tentara itu juga memaksa perempuan tua itu melepas jilbabnya.

Seorang perempuan lain mengaku ketika dia kecil dia selalu takut berpapasan dengan tentara perempuan lantaran khawatir disiksa atau dianiaya.

Situasi yang kian mencekam di Suriah telah menyebabkan hampir seluruh warga Suriah memilih untuk mengungsi ke negara-negara tetangga. Namun, masih ada sebahagian kecil yang memilih untuk bertahan di Suriah dengan beberapa alasan.

Kaum perempuan juga tak kalah untuk ambil peran dalam perperangan Suriah. Selain memilih untuk menjadi tentara perempuan di militer Assad, banyak juga yang mendaftar sebagai pejuang oposisi untuk balas dendam.

Setelah seorang pejabat militer perempuan Suriah, Zubaida al-Meeki menyatakan membelot dan melarikan diri ke Turki, banyak perempuan Suriah yang dilatihnya menjadi pasukan pemberontak perempuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement