Selasa 22 Jan 2013 13:05 WIB

Mali Perpanjang Status Darurat

Militer pemerintah Mali saat menggelar operasi penumpasan pemberontak.
Foto: AP Photo
Militer pemerintah Mali saat menggelar operasi penumpasan pemberontak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Pemerintah Mali, Senin malam, memperpanjang status keadaan darurat sejak 12 Januari selama tiga bulan. Perpanjangan keadaan darurat dilakukan di tengah serangan militer yang dipimpin Prancis untuk menghalau gerilyawan dari wilayah utara.

Keputusan diambil pada pertemuan kabinet khusus saat tentara Mali dan Prancis merebut kembali dua kota strategis Diabaly dan Douentza. Kemenangan tersebut menjadi dorongan besar bagi operasi militer selama 11 hari oleh pasukan Prancis dan Mali.

"Operasi-operasi militer untuk membebaskan wilayah-wilayah negara kami yang diduduki berjalan dengan baik,'' kata pernyataan tersebut. ''Upaya menciptakan iklim sosial yang damai di seluruh negeri adalah alasan untuk memperpanjang keadaan darurat itu.''

Keadaan darurat, yang melarang pertemuan umum dan unjuk rasa serta apapun yang dapat mengganggu ketertiban umum, dinyatakan dua hari setelah gerilyawan mengambil alih kota tengah Konna dan mengancam ibu kota Bamako.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement