REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Leroy Fer semasa kecil bermimpi bermain di salah satu klub liga terbaik dunia Liga Primer Inggris. Mimpi gelandang asal Belanda itu terwujud pada Januari ini setelah Everton memboyongnya dari FC Twente.

"Faktanya, saya bergabung dengan salah satu klub besar Liga Primer membuat transfer ini semakin spesial," kata Fer, seperti dilansir Daily Mail, Senin (28/1).

Everton harus mengeluarkan dana 8,6 juta poundsterling atau sekitar Rp 130,6 miliar untuk mendatangkan Fer. Klub asal Merseyside itu mengikatnya dengan kontrak empat setengah tahun.

Pelatih the Toffees, David Moyes, memang mengincar sosok gelandang yang bisa memperkuat lini tengahnya. Arsitek asal Skotlandia itu tampaknya menilai Fer sebagai sosok yang ideal. Selain masih berusia muda, ia juga cukup berpengalaman di level internasional.

Fer memulai karier bersama DWO sebelum berpindah ke Feyenoord. Di klub asal Rotterdam itulah ia makin berkembang. Pada 2007, saat usianya sekitar 17 tahun, ia sudah mendapat kepercayaan untuk menjalani debutnya di skuat senior Feyenoord.

Pelatih akademi muda Feyenoord, Jean-Paul van Gastel, dulu memberikan julukan the Bouncer (tukang pukul) bagi Fer. Julukan itu muncul karena sosok besar Fer yang berpostur 188 sentimeter.

Ketika bermain, ia dikenal sebagai gelandang petarung di sentral lapangan. Arsitek tim nasional Belanda U-21, Cor Pot, bahkan menyamakan permainan Fer seperti mantan gelandang Prancis, Patrick Vieira.

Ikuti Whatsapp Channel Republika