REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Bagi BoA, butuh waktu 13 tahun hingga akhirnya ia bisa meraih kesuksesannya dalam bermusik. Baru-baru ini, penyanyi Korea Selatan yang dirancang untuk sukses di Jepang itu berhasil menutup konser tunggal perdananya yang bertajuk 'BoA Special Live 2013 – Here I Am' di Seoul.
BoA sukses menarik minat lebih dari enam ribu penonton. Dia membuka konsernya dengan 'Hurricane Venus.' Penyanyi ini mengaransemen ulang musik sehingga lagu-lagu lamanya hadir dengan paket baru untuk disajikan ke penggemarnya. Penyanyi karismatik ini kemudian melanjutkan penampilannya dengan membawakan lagu balada diiringi sentimental akustik berjudul 'Dangerous.'
Selama dua jam itu, panggung 100 persen menjadi milik BoA. "Ada sensasi kecemasan pertama kalinya yang aku rasakan. Namun, aku membayar semua itu dengan cinta dan dukungan penggemarku 13 tahun terakhir. Ini adalah pertunjukan terbaikku dan terimakasih kepada penggemarku yang setia menunggu sekian lama," kata BoA seperti dikutip dari Soompi, Rabu (30/1).
Dalam konser tersebut, BoA juga menghadiahi penggemarnya dengan sebuah lagu baru yang belum pernah dibawakannya sama sekali. Lagu itu berjudul 'Disturbance.' BoA menjelaskan, sebelum menyanyikannya, ia berpikir panjang tentang hadiah apa yang bisa ia berikan untuk penggemarnya menandai kariernya 13 tahun dalam bermusik.
Tak ada jeda panjang juga bintang tamu dalam konser BoA. Ia mengisi penuh dua jam itu dengan suaranya sendiri. Dengan gaya khasnya, penyanyi ini menyanyikan sejumlah hitsnya, seperti Not Over You, I Did It for Love, dan Girls On Top.
Penonton kembali bersorak penuh semangat saat penyanyi SM Entertainment ini membawakan 'Number One' yang membawanya ke puncak popularitas. Pada waktu encore terakhir, BoA sempat meneteskan air mata bahagia. Ia membawakan lagu 'Hope.'
Menurut BoA, lirik dari lagu yang berarti 'Harapan' itu menceritakan kisah hidupnya sendiri. "Aku akhirnya bisa menyelenggarakan konser besar di Korea setelah 13 tahun. Terimakasih kepada anda semua," ujar BoA.
Ikuti Whatsapp Channel Republika