REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sempat mencekam, kondisi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dilaporkan masih dalam taraf kondusif pada Kamis (31/1).
Eskalasi keamanan di Makassar sedang tak menentu menyusul suhu politik di sana yang sedang memanas. Hari ini, Kantor Pemilihan Umum (KPU) Sulsel yang berada di Kota Makassar sedang menggelar rapat pleno di sebuah hotel.
Rapat pleno yang dihadiri oleh saksi dari seluruh kandidat ini diwarnai aksi walk-out dari perwakilan pasangan Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA). Aksi tersebut kemudian menjalar ke luar hotel dimana ratusan massa pendukung IA telah menunggu dan hendak menerobos hotel.
Diketahui, massa dari kandidat dengan nomor urut 1 ini mengajukan protes atas jalannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kamis (23/1) lalu yang dikatakan curang. Situasi pun memanas saat massa hendak menerobos hotel. Beruntung, empat ribu personel gabungan Polri-TNI yang sudah bersiaga di sekitar lokasi mampu meredam mereka.
“Alhamdulilah, sampai saat ini massa masih bisa kami kendalikan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulsel, AKBP Endi Sutendi, Kamis (30/1).
Dia mengatakan, massa yang tak bisa menerobos hotel lantas melakukan arak-arakan di sekitar jalanan di Kota Makassar. Mereka berkonvoi dan sempat melakukan sweeping pada kendaraan yang memasang stiker kampanye dari kandidat lain.
Tak hanya itu, satu buah motor yang terparkir sekitar pinggir ruas jalanan Kota Makassar ludes dibakar massa. Akibatnya, sejumlah pemilik toko di sepanjang jalan di Kota Makassar ketakutan dan memilih menutup sementara usahanya.
Ia melanjutkan, aksi massa ini kini berada dalam kawalan polisi demi meredam aksi perusakan lainnya terjadi. Ratusan aparat keamanan membagi tugas, separuh menjaga hotel dan lainnya mengawal arak-arakan massa.