Kamis 31 Jan 2013 17:09 WIB

Hidayat: LHI Berencana Mundur dari PKS

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid mengemukakan bahwa Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) berencana untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

"Dan kami tadi membahas apa yang kami dengar dari beliau (LHI), bahwa beliau merencanakan untuk mundur sebagai Presiden PKS. Kemungkinannya itu tadi kami dengar dan kami bahas," kata Hidayat Nur Wahid, di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Ditemui usai melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Syuro PKS Ustad Hilmi Amminudin, di Padepokan Madani Center, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, Hidayat menuturkan tentang pengunduran diri LHI dari PKS nanti apakah akan disampaikan sendiri oleh yang bersangkutan atau oleh tim pengacaranya.

Menurut dia, rencananya Jumat (1/2) akan digelar jumpa pers di Kantor DPP PKS, di Jakarta tentang siapa yang akan menggantikan posisi Lutfhi Hasan Ishaaq sebagai Presiden PKS.

"Adapun siapa yg menggantikan beliau, besok siang akan digaler jumpa pers dari Ketua Majelis Syuro di Kantor DPP PKS, di Jakarta," katanya.

Pihaknya menambahkan, penetapan tersangka dan penangkapan LHI oleh KPK terkesan tebang pilih. "Banyak pakar yang mengatakan bahwa ada yg sudah dijadikan tersangka tapi belum ditangkap. Ada yg disebut luar biasa oleh banyak saksi tapi tidak dijadikan tersangka. Tapi apa pun, kami berharap KPK betul-betul menggunakan sepenuhnya nilai dan rasa keadilan," kata dia.

Pihaknya juga masih melakukan pengkajian terhadap kasus hukum yang sedang dihadapi oleh Presiden PKS tersebut. "Kami masih mengkaji, apakah hanya seperti yang disampaikan KPK bahwa ada kewenangan penyedik untuk menangkap. Atau memang ada kondisi-kondisi yang membuat KPK tidak bisa melaksanakan kewenangan dan haknya untuk semua yang disebut tersangka," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement