Jumat 01 Feb 2013 03:43 WIB

Pemilu 2014, Demokrat Parpol Menengah, PAN-PKS Perjuangan Citra

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skandal korupsi maupun masalah narkoba dinilai sangat efektif menurunkan citra partai politik (parpol). Parpol yang terjerat kasus korupsi atau narkoba hampir dipastikan akan mengalami penurunan jumlah pemilih.

Sebab, menurut pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana skandal korupsi maupun narkoba sama-sama merusak citra partai. "Jika dibandingkan, keduanya sama-sama parah, tidak ada yang jauh lebih ringan," katanya kepada Republika, Kamis, (31/1).

Kemarin, ujar Ari, Partai Amanat Nasional (PAN) sempat terkena isu kasus narkoba walaupun setelah menjalani pemeriksaan di BNN, kadernya Wanda Hamidah tidak terbukti memakai narkoba. 

Sekarang, PKS terkena skandal kasus korupsi, dugaan suap impor daging sapi, yang menjerat presidennya, Luthfi Hasan Isaaq. "Kedua partai ini harus berjuang memulihkan citranya kembali agar pemilih mendekati mereka," ujarnya.

Baik PKS, PAN, dan Partai Demokrat, kata Ari, akan kesulitan menjadi partai besar dalam pemilu 2014 mendatang. Demokrat sendiri banyak anggotanya yang terkena kasus korupsi dari Angelina Sondakh hingga Andi Mallarangeng. 

"Partai yang diprediksi menguat pada pemilu 2014 mendatang adalah Golkar dan PDIP sebab mereka infrastrukturnya kuat," katanya .

Demokrat, terang Ari, sepertinya akan menjadi partai menengah. Sementara untuk PAN dan PKS membutuhkan perjuangan ekstra untuk meningkatkan citranya di mata publik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement