Senin 04 Feb 2013 17:58 WIB

Kalbe Bukukan Laba Rp 1,73 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Obat-obatan (ilustrasi).
Foto: http://unitednews.com.pk
Obat-obatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 1,73 triliun per akhir 2012. Nilai ini tumbuh 16,8 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011.

Laba bersih per saham indikatif mengalami peningkatan sebesar 17 persen. Per akhir 2012 laba bersih meningkat dari Rp 31,6 menjadi Rp 36,9. Sementara penjualan perseroan naik 24,9 persen menjadi Rp 13,63 triliun.

"Penjualan kami tercatat mengalami pertumbuhan didukung pertumbuhan volume konsumsi dan kontribusi yang lebih besar dari divisi distribusi dan logistik," ujar Direktur Keuangan Kalbe Vidjongtius di Jakarta, Senin (4/2).

Laba kotor tumbuh sebesar 17,5 persen. Margin laba kotor terhadap penjualan bersih tercatat turun dari 50,9 persen ke 47,8 persen pada 2012. Hal ini diakibatkan adanya perubahan komposisi bisnis di 2012, di mana kontribusi distribusi dan logistik menguat menjadi 38 persen. Sedangkan divisi ini mengalami pertumbuhan sebesar 33 persen.

Divisi obat resep tumbuh 18,4 persen. Sebagian besar didukung oleh pertumbuhan volume konsumsi dan produk baru. Divisi nutrisi tumbuh 24,5 persen. Sedangkan divisi produk kesehatan tumbuh 16,8 persen.

Meskipun nilai tukar rupiah melemah akibat krisis global, harga bahan baku secara keseluruhan cukup stabil. Hal ini tidak menimbulkan tekanan terhadap biaya bahan baku.

Tahun ini perseroan terus meningkatkan efektivitas pemasaran, penjuakan, dan membuka peluang pasar baru. Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15-18 persen. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan laba per saham. Margin di pertahankan tumbuh 16-17 persen. "Tahun lalu 16,2 persen," ujar Vidjongtius.

Perseroan menyiapkan dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk capital expenditures (capex). Dana ini akan dipakai untuk pembangunan pabrik baik di dalam maupun di luar negeri. sebesar 30 persen capex akan digunakan untuk membangun pabrik obat resep. Nilai yang sama juga dipakai untuk ekspansi distribusi. Sekitar 20 persen akan dipakai untuk pabrik obat bebas. Sisanya akan dipakai untuk pembangunan pabrik susu.

Selain berekspansi di dalam negeri, perseroan juga akan mengembangkan distribusi di Filipina dan Vietnam. Perseroan berencana mencari partner di kedua negara untuk memasarkan produk-produk Kalbe. "Kami prioritaskan distribusi dulu karena butuh penetrasi pasar," kata Vidjongtius.

Kalbe juga terus memperkuat inovasi produk. Perseroan menargetkan tahun ini akan menelurkan sekitar 20 produk, baik produk yang diperoleh dari inovasi maupun merger atau akuisisi.

Vidjongtius mengakui saat sekarang merger tidak gampang dilakukan. Indonesia merupakan negara yang berkembang dan bisnis tumbuh dengan baik. "Sehingga orang tidak mudah saja menjual bisnisnya," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement