REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat mengakui dari beberapa hasil survei, elektabilitas partai yang didirikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu terus merosot. Namun, hasil survei yang baru saja dirilis Saiful Muljani Research & Consultan (SMRC) patut dipertanyakan.
Lembaga survei yang dipimpin Saiful Muljani itu merilis bahwa elektabilitas Partai Demokrat terjun bebas menjadi delapan persen.
"Yang paling dramatis memang dari SMRC. Kami mau lihat potretnya darimana, apalagi kami lihat SMRC konsultan dari partai tertentu," kata Ketua DPP Demokrat Bidang Komunikasi Publik, I Gede Pasek Suardika, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/2).
Menurut dia, survei tidak hanya dikeluarkan oleh satu lembaga. Pasek menganalogikan sudut pandang survei dilakukan ibarat cermin. Ada yang cembung, cekung, dan datar. Artinya, setiap lembaga survei memotret dari berbagai variasi.
"SMRC ini agak cembung, agak cekung. Kami lihat dari survei yang lain, kami masih di atas 10 persen," ujar Pasek.
Namun, bagaimanapun hasil survei, lanjut Pasek, merupakan bagian dari kajian atas apa yang terjadi sekarang. Yang harus dievaluasi oleh partai untuk kemajuan dan peningkatan elektabilitas. Meski diakuinya setiap orang memiliki cara berbeda dalam menanggapi hasil survei.
Menurut Pasek, reaksi dari beberapa orang dari Majelis Tinggi partai terhadap hasil survei SMRC kemarin, cukup berlebihan. Bahkan menumpahkannya kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Partai Demokrat lebih besar dari SMRC. Tidak mungkin kami abdikan hidup kami untuk survei," kata Pasek.
Hingga pada akhirnya SBY diminta agar segera turun tangan, dan menyelamatkan partai, menurut Pasek itu terlalu reaktif. Semua kader partai, dari pusat sampai daerah, lanjut Pasek, memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelamatkan partai.
"Bukan hanya SBY saja yang harus turun tangan. Tapi, semua dewan pengurus dimanapun itu harus bahu- membahu," jelasnya.