Selasa 05 Feb 2013 13:51 WIB

UTY Tradisikan Shalat Hajat dan Dhuha di Kampus (Bagian-2, habis)

Rep: heri purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
Shalat dhuha di kantor (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Shalat dhuha di kantor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,-- Universitas Teknologi Yogyakarta mencanangkan program UTY Maju pada periode 2010-2014. Kemudian, pada periode 2014-2018, bakal diluncurkan program UTY Unggul.

“Kita ingin mewujudkan kampus UTY menjadi kebanggaan bangsa, kebanggaan lulusan, memberi pencerahan kepada masyarakat, membangun demokrasi berlandaskan masyarakat yang berilmu pengetahuan, dan membangun kelas menengah,” kata Bambang.

Bambang menekankan, pembangunan kelas menengah perlu digalakkan agar terwujud demokrasi yang kuat. Meski Indonesia telah dinyatakan sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, perjuangan partai-partai di Indonesia masih semu. 

“Selama di masyarakat masih banyak kebodohan, kemiskinan, tidak akan terbangun demokrasi yang kuat,” ujarnya menjelaskan.

Tak hanya mahasiswa yang menjadi perhatian. Pengelola kampus UTY juga sangat memperhatikan kesejahteraan dosen dan karyawan. Demi peningkatan kesejahteraan mereka, sudah ada program dana sehat dan hari tua.

Di tengah kian maraknya peredaran narkoba, UTY berupaya membentengi mahasiswanya dari barang haram itu. UTY pun menggalakkan terciptanya kampus bebas narkoba.

Untuk itu, sosialisasi terus digencarkan, baik di dalam kelas maupun luar kelas. Bahkan, UTY rela mengeluarkan dana untuk memeriksa urine mahasiswa yang diambil secara acak untuk memastikan ada tidaknya kandungan narkoba dalam tubuh si mahasiswa.

Untuk pemeriksaan ini, UTY bekerja sama dengan DPD Granat DIY dan Hi Lab Diagnostic Center. Pada pemeriksaan awal Januari lalu, sebanyak 231 mahasiswa UTY diambil sampel urinenya secara acak.

Pengambilan urine dilakukan ketika mahasiswa sedang mengikuti ujian. Sengaja dilakukan saat ujian karena diprediksi ketika ujian, ada mahasiswa yang menggunakan narkoba.

Untuk melakukan pemeriksaan ini, kata Wakil Rektor I UTY Tri Gunarsih, mahasiswa tidak diberi tahu terlebih dahulu. Ketika sedang mengikuti ujian, mereka dipanggil masuk ke ruang wakil rektor I. “Baru setelah di ruang wakil rektor, diberi tahu akan dites urinenya untuk mengetahui ada kandungan narkobanya atau tidak,” kata Tri.

Tes narkoba terhadap mahasiswa ini memang mengandung risiko. Nama baik UTY bisa tercemar jika ada mahasiswanya yang positif menggunakan narkoba. Tapi, menurut Tri, pihaknya tak merasa khawatir terhadap tes narkoba itu. Sebab, sudah sejak lama UTY mencanangkan sebagai kampus bebas narkoba.

“Justru, ini merupakan pembuktian kampus kita benar-benar bebas narkoba,” ujar Tri kepada Republika, belum lama ini.

Pemeriksaan sampel urine dilakukan di Hi Lab Diagnostic Center, Yogyakarta. Menurut Dokter Harjo Mulyono, pemeriksaan urine menggunakan metode imonokromatografi. Sedangkan, kandungan urine yang diperiksa ada tiga jenis narkoba, yaitu sabu, ganja, dan morfin. “Hasilnya semua negatif,” kata Harjo Mulyono.

Tri Gunarsih menambahkan, pemeriksaan ini bukan hanya untuk kepentingan UTY, tapi untuk kepentingan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Akhir-akhir ini, ada kekhawatiran orang tua menyekolahkan anaknya ke Yogya. Mereka khawatir anaknya terlibat narkotika,” katanya.

Ia berharap, hasil pemeriksaan di UTY bisa memupus kekhawatiran orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Kota Pelajar ini. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement