Rabu 06 Feb 2013 17:30 WIB

'SMS SBY Bukti Demokrat Bukan Partai Modern'

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berbicara saat memberikan pembekalan kader di kediamannya, Cikeas, Jawa Barat, Ahad (18/3)malam. Pertemuan ini membicarakan persoalan bangsa, termasuk rencana kenaikan BBM.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berbicara saat memberikan pembekalan kader di kediamannya, Cikeas, Jawa Barat, Ahad (18/3)malam. Pertemuan ini membicarakan persoalan bangsa, termasuk rencana kenaikan BBM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak mengirim SMS ke Ketua Umum Anas Urbaningrum dinilai hanya sebagai dramatisasi politik dalam internal partai tersebut. 

Dalam hal ini, pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ary Dwipayana, menilai Partai Demokrat belum menjadi partai modern. “Demokrat belum menjadi partai modern,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (6/2). “Demokrat terlalu melodramatik,” katanya menambahkan.

Ary menilai, Partai Demokrat masih menggantung penyelesaian masalah partai pada satu figur, yakni SBY. Semestinya, menurut Ary, persoalan internal Partai Demokrat bisa diselesaikan lewat komunikasi politik antarsesama kader.
Sikap menggantungkan harapan kepada SBY membuat Demokrat seolah-olah hanya partai milik SBY. “Harus ada keberanian keluar dari persoalan personal ke institusional,” kata Ary.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement