Rabu 06 Feb 2013 21:57 WIB

Ahmadinejad Akhirnya Kunjungi Mesir

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (kiri) dan President Mesir Muhammad Mursi di Kairo, Mesir.
Foto: AP/Egyptian Presidency
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (kiri) dan President Mesir Muhammad Mursi di Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad akhirnya ke Kairo, Mesir, kemarin. Kunjungan Ahmadinejad sempat diwarnai ketegangan. Presiden Mesir Mohammed Mursi menyambut Ahmadinejad dengan karpet merah saat berada di landasan di bandara Kairo.

Tidak hanya itu, Mursi juga menjabat tangannya, memeluk, dan saling bertukar ciuman. Pejabat keamanan mengatakan, kedua pemimpin itu kemudian duduk bersama untuk bicara selama 20 menit yang membahas perang sipil di Suriah. Kunjungan Ahmadinejad ke negeri piramida tersebut adalah yang pertama kali sejak 1980 silam.

‘’Untuk pertama kalinya, kita menyaksikan pemecahan kekakuan di antara kedua negara,’’ kata analis politik Sayed Ahmed Rafaat.

Tapi ketegangan sempat mewarnai kunjungan Ahmadinejad karena ulama Mesir Sunni Sheik Ahmed el-Tayeb yang mencela Ahmadinejad yang mayoritas warganya penganut Syiah mengenai serangkaian isu dan memperingatkan terhadap campur tangan Iran di negara-negara Teluk, khususnya Bahrain. Di Bahrain dipimpin minoritas Sunni yang menghadapi protes oleh mayoritas Syiah.

El-Tayeb juga mengatakan upaya untuk menyebarkan Islam Syiah di Arab terutama negara-negara Sunni yang tidak dapat diterima dan menyerukan untuk menghentikan pertumpahan darah di Suriah. Ini lantaran Iran sebagai sekutu presiden Suriah Bashar al Assad telah memerangi oposisi.

Dia juga mengecam Ahmadinejad menentang penghinaan Syiah pada khalifah pertama pengganti nabi Muhammad SAW, yaitu orang-orang dekat nabi. El-Tayeb mendesak Ahmadinejad mengakui para sahabat nabi. Kalangan Syiah memang menganggap mereka telah menyingkirkan Ali, cucu-cucu nabi, yang Syiah anggap sebagai penggantinya yang sah. 

Tidak hanya itu, pembicaraan diplomatik Mesir-Iran telah memancing keprihatinan dan kekhawatiran di kalangan negara teluk  Sunni. Negara-negara Teluk menuduh Iran dalam mendukung minoritas Syiah terkait program nuklir Iran. Mursi berusaha untuk meredakan kekhawatiran Teluk dengan menekankan  keamanan negara Teluk.

Iran dan Mesir sebelumnya pernah memiliki ikatan yang kuat. Tapi hubungan diplomatik dua negara ini memburuk pada 1980 silam. Kemudian hubungan Mesir dan Iran mulai mencair semenjak Mursi mengunjungi Iran pada Agustus 2012 lalu untuk menghadiri pertemuan puncak Gerakan Non-Blok (GNB). Itu adalah kunjungan pertama seorang presiden Mesir ke Iran selama lebih dari tiga puluh tahun.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement