REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sejumlah warga dari keluarga tak mampu di Desa Parakan Lima, Kecamatan Jatiluhur, resah.
Pasalnya, sejak tiga bulan terakhir beras miskin (raskin) belum juga didistribusikan. Padahal, beras tersebut sangat membantu bagi keluarga yang rendah daya beli. Terlebih lagi, saat ini harga beras di pasaran melambung tinggi.
Onih (65 tahun), warga Kampung Krajan, Desa Parakan Lima, Kecamatan Jatiluhur, mengatakan, sejak Desember 2012 kemarin, raskin tak kunjung datang. Biasanya beras murah pemerintah ini selalu didistribusikan setiap tanggal 6 per bulannya. Namun, hingga kini beras tersebut tidak ada lagi.
"Kami tak tahu, kenapa raskin terlambat datang," ujar Onih, kepada Republika, Ahad (10/2).
Biasanya, Onih mendapat jatah raskin seharga Rp 2000 per liter ini sebanyak sepuluh liter per bulan. Harga tersebut relatif murah bila dibandingkan harus membeli beras di pasaran seharga Rp 6000 per liter untuk beras paling murah.
Jika beli raskin, tuturnya, ada penghematan biaya. Makanya, keluarga miskin ini sangat berharap beras subsidi pemerintah itu segera turun agar pengeluaran untuk resiko dapur tak terlalu membengkak.
Tapi, yang ditunggu-tunggu itu tak kunjung datang. Kalau beras itu, ada pengurangan seharusnya aparat terkait segera memberitahukan ke warga. Supaya, warga tak menunggu dalam ketidak pastian.
Ade Yeni (32 tahun), warga lainnya, membenarkan kondisi seperti itu. Setiap bulannya, raskin itu lancar. Namun, sejka tiga bulan terakhir tidak ada kejelasan. Kalau ada tunggakan, siapa yang menunggak? Soalnya, warga tak pernah menunggak raskin.
"Kami itu selalu membeli raskin dengan uang kontan. Jadi, tak pernah nunggak," tegas Ade.
Kalaupun telat bayar, paling lama sampai dua hari. Itupun, sudah ditagih berulang kali. Jadi, warga tak berani membeli raskin dengan sistem pembayaran tempo (menghutang). Soalnya, takut bulan berikutnya tak diberi lagi.