REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Tokoh sepak bola nasional, I Gusti Kompyang (IGK) Manila, menyatakan kurang setuju dengan kebijakan Menpora Roy Suryo yang ingin mengambil alih dan mengintervensi timnas.
"Peran Menpora menyelesaikan kekisruhan di PSSI-KPSI kami dukung, tapi caranya untuk mengintervensi timnas, itu kurang tepat," kata IGK Manila, Rabu (13/2) malam.
Untuk masalah timnas sepak bola, dia menyarankan agar Menpora mendekati pihak PSSI dan KPSI guna mencari solusi, dan membiarkan organisasi sepak bola menanganinya. Menurutnya jika timnas diintervensi dengan harus membuat Badan Tim Nasional (BTN), tetap dianggap FIFA dan AFC sebagai bentuk intervensi dari pemerintah dan pelanggaran terhadap statuta.
"Kita siap-siap saja menanti hukuman dari FIFA," ujarnya singkat.
Menurutnya, hukuman FIFA juga tidak akan memperbaiki sistem dan menyelesaikan masalah. Menurutnya, Indonesia sudah dapat malu terlebih dahulu di mata internasional. "Apalagi masa hukuman belum diketahui. Kalau hukuman FIFA cukup lama, ini yang repot," tambahnya.
IGK Manila juga memberi saran kepada Ketua Umum PSSI Johar Arifin Husin agar giat mendekati klub-klub Indonesia Super League (ISL) selaku voters Kongres Solo, sekaligus melepas ego masing-masing, tanpa harus memperhatikan siapa orang besar yang mendukung di belakang. "Kasihan sepak bola Indonesia yang terus bermasalah. Prestasi juga terus mandek," tambahnya.