Kamis 14 Feb 2013 15:31 WIB

Gereja di Makassar Dilempar Bom Molotov, JK: Jangan Mau Diadu Domba

Jusuf Kalla (JK)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jusuf Kalla (JK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menegaskan agar semua pihak jangan mau diadu domba dan diprovokasi, menyusul adanya aksi teror pelemparan bom molotov terhadap beberapa gereja di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Jangan memperbesar masalah, ini gerakan adu domba jangan mau diprovokasi," tegas JK saat bertemu dengan sejumlah masyarakat dan organisasi kerukunan umat beragama di Balai Kota Makassar, Kamis.

Duta juru damai ini mengemukakan, pejabat terkait, aparat keamanan polisi dan TNI serta masyarakat harus bersatu memerangi aksi teror ini yang dapat menggangu Keamanan Ketertiban Masyakat (kamtibmas) di Kota Makassar.

"Jangan ada bermusuhan, bersatulah semua. Jangan biarkan aparat berjaga-jaga. Masyarakat juga harus ikut menjaga. Jangan ada mencurigai di antara kita mari saling menjaga Kamtibmas," tuturnya.

Ketua PMI pusat ini menuturkan, harus segera ditangani secara serius jangan sampai ini menjadi isu SARA yang merugikan semua pihak.

"Harus serius pejabat dan pihak terkait ini efeknya panjang kalau tidak ditangani serius, ini ada indikasi adu domba, kerahkan lurah, camat dan jangan bikin provokasi, ini bukan akibat politik, ini kriminal murni," ujarnya.

Sebelumnya, teror bom molotov di dua Gereja Kristen Indonesia yang terjadi Kamis dini hari sekitar pukul 04:00 Wita yakni di GKI jalan Samiun nomor 17 dan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Panakukang di jalan Pettarani II nomor 3.

Menurut JK, adanya aksi teror tersebut jangan dikaitkan dengan agama termasuk masalah politik pasca Pemilihan Gubernur Sulsel 22 Januari 2013.

"Jangan arahkan ke arah agama ini bukan masalah idelogi agama. Atasi dulu, tangkap dulu pelakunya. Pelakunya pasti masuk neraka, jangan terlalu banyak analisa, apalagi dikaitkan dengan politik. Biar polisi menyelesaikan, ini pelanggaran hukum dan bisa membahayakan kalau tidak ditangani serius," tegasnya.

Sementara Ketua MUI Makassar KH Muhammad Ahmad dalam pertemuan itu mengutuk keras adanya aksi teror yang dinilai ada orang iseng yang sengaja mengacaukan stabilitas keaamanan di Makassar.

"Apa yang terjadi ini kami kutuk, apapun agamanya tidak ada yang mengajarkan kekerasan apalagi merusak rumah ibadah," tuturnya.

Pendeta GKI Untung mengatakan, dalam aksi teror bom tersebut,  kata dia, sebaiknya polisi dan pihak terkait segera menangkap pelaku sehingga tidak menjadi keresahan.

"Isu ini sudah lama saya dengan tetapi tidak saya gubris, saya kira ini persoalan masyarakat mari bersama-sama cepat kita tangkap pelakunya supaya tidak meresahkan," tandasnya.

Kepala Polda Sulselbar Irjen Mudji Waluyo menyatakan, pihaknya akan membangun komitmen dengan melibatkan semua pihak seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Polisi, TNI, Pemkot Makassar dan masyarakat untuk menangkap pelaku.

"Agar semuanya berjalan baik maka akan dilaksanakan patroli gabungan FKUB, Pemkot aparat kemananan dan masyarakat secara bersama-sama pada objek tertentu. Tugas kepolisian membentuk tim khusus ungkap manakala tertangkap, dan ini diperlukan informasi masyarakat," ucapnya.

Dalam pertemuan itu hadir Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI M Nizam sejumlah tokoh tergabung dalam FKUB, Sekertarsi Daerah Pemkot Makassar Agar Jaya, Lurah dan Camat dan lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement