Jumat 15 Feb 2013 01:00 WIB

Pembicaraan Bantuan Palestina Dilangsungkan di Jepang

Palestina
Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mendesak para donor Asia Timur untuk berbagi kekayaan dan pengetahuan mereka untuk upaya pembangunan bangsa di wilayah bermasalah itu.

Fayyad mengeluh bahwa pendudukan Israel dan kebijakan garis keras terhadap rakyat Palestina telah menghambat pengembangan proses politik berkelanjutan selain lembaga-lembaga sosial dan ekonomi.

Dia meminta negara-negara Asia Timur untuk membantu dalam berbagai bidang  agar berbagi manfaat dari kekayaan pengalaman dan keahlian yang negara Anda telah kumpulkan selama bertahun-tahun pembangunan.

"Kami menemukan pengalaman Anda di Asia Timur yang sangat inspiratif. Sejumlah keunggulan dan pembangunan Anda telah memindahkan dari keadaan ketergantungan pada bantuan, dimana kita berada hari ini, untuk menjadi kekuatan di bidang ekonomi," kata Fayyad di Tokyo, Kamis (14/2).

Konferensi Kerja sama antarnegara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEPAD) sedang diselenggarakan bersama oleh Jepang dan Otoritas Palestina. Ini adalah pertama kalinya negara-negara Asia Timur berkumpul untuk mendukung Palestina, dalam upaya meningkatkan efisiensi program bantuan pembangunan bagi wilayah bermasalah itu.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh para menteri dan pejabat senior dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Vietnam, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, Badan Bantuan dan Pekerja PBB (UNRWA), Bank Pembangunan Islam dan Liga Arab.

Jepang, donor terbesar ketiga bagi warga Palestina setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, ingin menyatukan negara-negara sesama Asia dan organisasi-organisasi utama global untuk meningkatkan kehadiran diplomatik dan ekonomi Asia Timur di Timur Tengah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement