REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center for Indonesia Reform (CIR), Sapto Waluyo, MSc berpendapat pengunduran diri Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pascaditetapkan KPK sebagai tersangka terbukti berdampak luas.
"Itu tidak hanya di peringkat nasional, tapi pada kondisi politik lokal juga terpengaruh, misalnya dalam proses Pilkada Jawa Barat," katanya di Jakarta, Selasa (26/2).
CIR merupakan lembaga kajian strategi dan kebijakan, serta rujukan informasi untuk masalah ekonomi, politik, sosial-budaya, sains-teknologi, hukum dan hak asasi manusia (HAM). Lembaga ini didirikan pada 30 November 2001 di Jakarta.
Sapto menjelaskan dalam Pemilukada Jabar 2013 misalnya, sejak Januari sampai pertengahan Februari 2013, CIR memperhatikan ada sembilan survei yang dilakukan pihak kampus, lembaga profesional atau media massa.
Menurutnya dua pasang kandidat bersaing ketat, Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar dan Dede Yusuf-Lex Laksamana. Sementara kandidat lain jauh di belakang.
Empat survei, kata dia, menunjukkan keunggulan Dede Yusuf, yakni lembaga riset Universitas Pasundan, Universitas Padjadjaran, Indonesia Development Monitoring, dan Indonesia Political Marketing Research.
Sedangkan empat lembaga lain memprediksi kemenangan Ahmad Heryawan, yakni MNC Media Research, Indonesia Strategic Institute, Puskaptis dan PolMark.
Satu lagi, yakni Lingkaran Survei Indonesia meramalkan keunggulan Dede, tapi posisinya belum aman karena masih dalam batas 'margin of error', sehingga bisa disalip Heryawan.
CIR juga melakukan survei, tapi untuk keperluan akademis yaitu melihat respons masyarakat terhadap isu aktual, efektivitas kampanye dan debat kandidat.
"Hasilnya cukup mengejutkan, masyarakat semakin cerdas dan matang dalam berdemokrasi. Warga cenderung independen dalam menentukan pilihan," kata alumni Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) yang menamatkan S-2 dengan kajian terorisme di S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) kampus Nanyang Technological University (NTU) Singapura itu.
Dikemukakannya isu aktual memang berpengaruh, termasuk kampanye 'door to door', dan lewat media massa. "Tapi sikap pemilih ditentukan oleh interaksi langsung atau manfaat yang dirasakan dari kehadiran kandidat," katanya.
Menurut Sapto, hasil survei CIR yang dilaksanakan pada masa kampanye (18-20 Februari 2013) menunjukkan dinamika yang tinggi, yakni pasangan Dikdik-Toyib (1,3 persen), Yance-Tatang (8,7 persen),
Dede-Lex (22,7 persen), Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy (32,3 persen), dan Rieke-Teten (21,0 persen).
Sementara untuk 'undecided voters" (pemilih yang belum menentukan pilihannya (6,1 persen) dan responden yang menyatakan Golput (7,9 persen) cukup besar.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden dengan 'margin of error' 3 persen dan metode 'multistage random sampling' di 26 kabupaten/kota.