REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Iran menyebut hasil perundingan nuklir di Kazakhstan sebagai langkah positif.
Ketua Tim Perunding Iran Saed Jalili, mengatakan keenam negara yang sering disebut P5+1, menawarkan saran yang menurutnya jauh lebih realistis dibanding sebelumnya.
"Beberapa posisi Kelompok P 5+1 group lebih positif dibandingkan yang diungkapkan sebelumnya," tuturnya seperti dinukil dari Reuters.
Perundingan di ibu kota Kazakhstan, Almaty, yang merupakan pertama sejak rangkaian perundingan pada Juli 2012 tidak membawa terobosan. Jalili menegaskan jalan masih panjang untuk mencapai sebuah kesepakatan akhir.
Rencana lanjutan perundingan tingkat tinggi berikut juga akan digelar di Almaty pada April mendatang. Dua pekan lalu, Iran mengatakan mulai memasang peralatan pengayaan uranium baru di fasilitas nuklir Natanz.
Komunitas internasional menuduh program nuklir Iran cukup untuk mengembangkan senjata nuklir, namun Iran selalu membantah dan menyebutnya semata-mata untuk kepentingan sipil.
Menurut IAEA, pada 23 Januari sudah menerima surat dari Iran yang mengungkapkan rencana meningkatkan proses pengayaan uraniumnya. Fasilitas nuklir Natanz yang terletak di Iran tengah menjadi fokus dalam sengketa nuklir Iran dengan Dewan Keamanan PBB.
Iran beberapa waktu lalu memang sudah mengatakan siap mengikuti perundingan internasional babak baru tentang program nuklirnya.