REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Masyarakat internasional mengharapkan Iran memperjelas sifat program nuklirnya, kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pada Rabu (27/2). Dalam pernyataannya, Ban mengatakan bahwa tanggung jawab Iran tetap untuk mendapatkan kepercayaan diri dan kepercayaan dari masyarakat internasional.
Pernyataan itu dibacakan dari pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, dan disiarkan di laman PBB yang dilansir dari RIA Novosti, Kamis (28/2). Pembicaraan antara Iran dan enam negara tentang program nuklir Republik Islam itu berakhir di Almaty, Kazakhstan, tanpa kesepakatan pada Rabu, namun kedua pihak berjanji untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dalam beberapa pekan mendatang.
Enam kekuatan dunia, yaiatu Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat, telah mengusulkan sanksi-sanksi kembali terhadap Iran dalam pertukaran untuk penutupan fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordo dan berjanji untuk menghentikan pengayaan uranium sampai 20 persen.
Satu tingkat pengayaan yang lebih besar dari 20 persen adalah sangat kecil keperluannya untuk membuat senjata nuklir mentah, kata para ilmuwan, meskipun sebagian besar bom nuklir menggunakan logam berat diperkaya sampai 90 persen.
Negara-negara Barat mengatakan Iran berupaya membangun senjata atom, namun Teheran menegaskan program nuklirnya memiliki tujuan damai. Teheran mengecam tekanan internasional sebagai campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan kedaulatannya.