Sabtu 02 Mar 2013 20:30 WIB

Pasukan Australia Tembak Dua Bocah Penggembala di Afghanistan

Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pasukan Australia di Afghanistan selatan menembak mati dua anak-anak yang sedang mengembala ternak, kata para pejabat lokal sementara koalisi internasional melakukan penyelidikan kasus itu.

Korban-korban sipil akibat serangan pasukan pimpinan NATO merupakan salah satu dari masalah-masalah peka dalam operasi terhadap gerilyawan Taliban, meningkatkan kemarahan publik dan sering memicu kecaman dari Presiden Hamid Karzai.

Dua anak-anak berusia tujuh dan delapan tahun tewas Kamis pagi ketika tentara Australia membalas serangan Taliban di Provinsi Uruzgan, kata gubernur provinsi itu Amir Mohammad Akhundzada.

"Kedua anak-anak itu tewas akibat serangan pasukan Australia, itu adalah satu kesalahan, tidak disengaja," kata Akhunzada kepada AFP dan menambahkan gerilyawan terlebih dulu menembak satu helikopter yang membawa tentara Australia.

Seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang berada dibawah komando NATO di Kabul mengatakan ia tidak dapat mengonfirmasikan rincian kejadian itu.

"Kami tahu dari laporan-laporan dan kami telah menanggapi dengan sangat serius laporan-laporan seperti itu," katanya. "Satu tim penilai di Uruzgan kini sedang mengusut kasus prnembakan itu.

Dalam kasus kematian warga sipil baru-baru ini, 13 Februari, 10 warga sipil Afghanistan termasuk lima anak-anak tewas akibat serangan udara NATO di Provinsi Kunar.

Setelah serangan itu, Karzai melarang pasukan Afghanistan meminta dukungan serangan udara dari pasukan asing dalam usaha untuk menghindari korban warga sipil.

Tanggung jawab keamanan bagi Uruzgan, satu provinsi rawan di mana gerilyawan Taliban aktif, akan diserahkan kepada pasukan Afghanistan.

Kontingen 1.550 tentara Australia berpangkalan di provinsi itu dan dipusatkan pada usaha melatih dan memberi nasehat kepada tentara Afghanistan menjelang penarikan pasukan tempur NATO pada akhir tahun depan.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement