REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Malaysia memperingatkan akan memberikan tindakan keras kepada loyalis dan tentara sultan Sulu jika tidak menyerah.
"Kami ingin mereka untuk menyerah dengan segera. Jika tidak, mereka akan menghadapi tindakan drastis," kata Kepala Polisi Negara bagian Sabah, Malaysia, Hamza Taib seperti dikutip dari Al Jazeera, Ahad (3/3).
Hamzah menolak untuk memberikan rincian tentang tindakan apa yang akan dilakukannya. "Bahkan jika mereka menyerah, mereka akan menghadapi tuntutan Malaysia," tutur Hamza setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri Malaysia dan petugas keamanan.
Perdana Menteri Malaysia Datuk Najib Razakmengatakan, pintu untuk negosiasi tertutup dan mendesak orang-orang bersenjata untuk menyerah. "Para pemberontak Sulu harus menyerah atau mereka akan menghadapi tindakan pasukan keamanan kami," katanya seperti dikutip surat kabar Star.
Meskipun tidak jelas bagaimana sampai baku tembak meletus, Jumat (28/2), Najib mengatakan dua petugas polisi Malaysia ditembak mati setelah dijebak. "Saya diberitahu, beberapa orang bersenjata Sulu telah melambaikan bendera putih tetapi ketika pasukan Malaysia bergerak, mereka ditembaki," ujarnya.
Di Manila, Presiden Filipina Benigno Aquino juga mendesak orang-orang bersenjata untuk menyerah segera. "Bagi mereka yang memiliki pengaruh dan kapasitas terhadap Sultan, saya meminta Anda untuk menyampaikan pesan ini. Menyerah sekarang, tanpa syarat," ujar Aquino.
Dalam respon langsung terhadap permintaan Aquino, juru bicara Jamalul Kiram III, Abraham Idjirani mengatakan, orang-orang bersenjata akan tetap berada di Sabah. "Kami berbicara, kehormatan di atas kehidupan," katanya menegaskan.
Idjirani menambahkan kematian pengikut sultan ini telah memperkuat tekad pihaknya untuk membela hak-hak rakyat Filipina atas Sabah. Dua belas pengikut sultan Sulu dan dua personel keamanan tewas di Laahad Datu, Malaysia, Jumat akibat baku tembak.
Puluhan warga Filipina telah bersembunyi di pulau Kalimantan, sejak mendarat dengan perahu dari Filipina. Mereka mengklaim Sabah merupakan milik pemimpin Islam mereka, Kiram (74 tahun).
Kiram mengklaim sebagai pewaris kesultanan Islam Sulu, yang pernah menguasai bagian selatan Filipina dan sebagian Kalimantan.
Kekuasaan Kesultanan Sulu hilang sekitar satu abad lalu namun terus menerima pembayaran nominal dari Malaysia untuk Sabah di bawah pengaturan sewa sejarah berdasarkan keputusan kekuasaan kolonial Eropa.
Mayoritas Muslim Malaysia berharap para penyusup akan berdamai. Setelah baku tembak, Lahad Datu menjadi tenang dan kebanyakan toko tutup pada hari Sabtu (2/3).