REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub Liga Primer Indonesia (LPI) Semen Padang menolak melepas pemain ke tim nasional Indonesia untuk bertanding melawan Arab Saudi pada laga kedua kualifikasi Piala Asia 2015 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/3).
Seperti diketahui, Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Badan Tim Nasional (BTN) telah melakukan pemanggilan kepada 58 pemain. Enam diantaranya adalah pemain Kabau Sirah. Yakni Jandra Eka Putra, Novan Setya, Syaifullah, Arif Yuansyah, Nur Iskandar, dan Titus Bonai.
Direktur PT. Kabau Sirah Semen Padang (KSSP) Erizal Anwar mengatakan manajemen tidak bisa menyerahkan pemain karena padatnya jadwal klub. "Jadwal kami padat, sehingga pemain Semen Padang tidak bisa berpartisipasi untuk timnas," kata Erizal ketika dihubungi wartawan, Senin (4/3).
Dijelaskan Erizal, jadwal Semen Padang padat lantaran sedang mengikuti kompetisi AFC Cup. Pada Selasa (5/3), Kabau Sirah menjalani laga perdana AFC CUp menjamu Singapore Armed Forces di Stadion Haji Agus Salim, Padang.
Empat hari berselang, Titus Bonai dan kawan-kawan akan bertolak ke India untuk melakoni laga kedua AFC Cup melawan Churcill Brothers. Pertandingan ini akan digelar di Shri Shiv Chhatrapati Complex, Selasa (12/3).
Dijadwalkan, para penggawa Semen Padang baru kembali ke Tanah Air dua hari pascapertandingan. Mengingat padatnya jadwal tersebut, diperkirakan para pemain harus menjalani istiraha selama empat hari setelah tiba di Indonesia.
"Kalau dipaksakan bergabung paling baru bisa tanggal 18 Maret. Dan itu sangat mepet dengan laga lawan Arab Saudi," katanya.
Karena itu, Erizal berharap agar PSSI bisa mencari pemain dari klub lain untuk mengisi komposisi pemain yang sebelumnya diharapkan diperkuat pemain Semen Padang. Karena jika dipaksakan, para penggawa Semen Padang justru dikhawatirkan akan menganggu persiapan timnas.
"Mereka (pemain Semen Padang) tidak akan bugar ketika bergabung dengan timnas. Jadi, PSSI harus mencari pemain lain," ucap Erizal.
Ditegaskannya, keputusan ini bukan semata karena adanya perdebatan di kalangan internal PSSI mengenai pengelolaan timnas, terutama setelah adanya BTN. Erizal pun mengaku sudah membaca surat panggilan tersebut dan telah berkomunikasi dengan pengurus BTN, Habil Marati.