Selasa 05 Mar 2013 05:19 WIB

Muslim Kenya Diminta Boikot Pemilu

Muslim Kenya
Foto: islamizationwatch.blogspot.com
Muslim Kenya

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Gerilyawan Al-Shabaab mendesak Muslim memboikot pemilihan presiden Kenya pada Senin dan memerangi militer Kenya yang mengirim pasukan ke negara tetangganya, Somalia, pada akhir 2011 untuk menumpas kelompok garis keras tersebut.

Al-Shabaab Somalia mengatakan kepada Muslim Kenya, yang berjumlah sekitar 11 persen dari penduduk negara itu, bahwa pemerintah Nairobi "memperlakukan mereka sebagai orang asing dan warga kelas dua".

"Daerah-daerah anda merupakan kawasan paling tidak berkembang di Kenya dan fasilitasnya paling sedikit. Anda telah disesatkan oleh janji-janji palsu calon presiden dan janji yang sama diulangi lagi pada setiap kampanye pemilihan umum," kata Al-Shabaab dalam sebuah pernyataan yang dikutip Senin oleh organisasi pengamat intelijen SITE yang berpusat di AS.

"Yang wajib anda lakukan sekarang adalah... memboikot pemilihan umum Kenya dan memerangi militer Kenya karena mereka tidak bisa terus melakukan invasi dan tidak mampu mengatasi konflik internal di dalam negeri," katanya.

Sementara itu di Garissa, kota yang memiliki penduduk Muslim dan Somalia dalam jumlah besar, dua warga sipil tewas ditembak pada Minggu larut malam, kata sejumlah pejabat setempat. Sebuah bom juga meledak di daerah Mandera dekat perbatasan, mencederai empat orang.

Kenya, negara ekonomi terbesar Afrika timur, dilanda serangan-serangan bom, granat dan penembakan sejak negara itu mengirim pasukan ke Somalia selatan pada pertengahan Oktober 2011 untuk menyerang pangkalan-pangkalan gerilyawan tersebut, yang dituduh melakukan penculikan dan penyerangan di Kenya.

Al-Shabaab membantah tuduhan Kenya bahwa mereka mendalangi sejumlah penculikan warga asing di negara tersebut. Al-Shabaab balik menuduh pemerintah Kenya menggunakan isu penculikan sebagai alasan untuk melakukan penyerbuan ke Somalia.

Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.

Pada 13 Oktober 2011, dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, kamp terbesar di dunia yang menjadi tempat bagi sekitar 460 ribu pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.

Penculikan-penculikan itu diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia. Belum ada tuntutan yang diumumkan oleh penculik bagi pembasan para sandera itu. Al-Shabaab yang bersekutu dengan Alqaidah mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB.

sumber : Antara/ Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement