REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Mubarok menegaskan Partai Demokrat bukanlah partai paling korup. Namun, kesan sebagai partai paling sering terlibat korupsi muncul lantaran Demokrat adalah partai utama pendukung pemerintah.
"Partai Demokrat itu ibarat pohon tinggi yang anginnya kencang. Padahal soal korupsi bukan yang terbesar, tetapi karena Demokrat itu partai fenomenal yang berhasil memimpin pada Pemilu 2009 maka 'anginnya' besar," kata Mubarok di Jakarta, Selasa (5/3).
Karenanya anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu yakin akan selalu muncul hal-hal baru yang menjadi kejutan dalam dunia politik. Karenanya ia mengaku tidak terlalu khawatir dengan keadaan Partai Demokrat sekarang ini.
Sebab, Mubarok berpendapat politik selalu ditentukan fenomena-fenomena terakhir. "Kalau orang yang sudah terbiasa di dunia politik maka menghadapi keadaan seperti ini biasa-biasa saja," ujar Mubarok di Jakarta, Selasa (5/3).
Dijelaskan Mubarok, berdasarkan data resmi yang pernah dikeluarkan Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Partai Demokrat bukanlah partai yang berada pada urutan pertama terkait keterlibatan dalam tindak pidana korupsi.
"Data formal yang pernah diungkap oleh Dipo Alam, dari 2004 sampai sekarang, partai yang paling korup itu pertama Partai Golkar, kedua PDIP, dan Partai Demokrat di urutan ketiga," jelasnya.
Karenanya, ia berpendapat respon atau reaksi negatif dari masyarakat umum yang sedang 'menimpa' Demokrat itu muncul karena Partai Demokrat merupakan partai baru yang belum berpengalaman dalam mengatasi 'tanggapan miring' yang melanda partai, termasuk dalam hal keterlibatan korupsi.
"Partai Demokrat itu berisi orang-orang demokrat. Saking demokratnya, kebebasan berbicara para anggota itu melampaui ukuran-ukuran. Jadi, hiruk-pikuk ini ditimbulkan oleh orang dalam sendiri," ujar Mubarok menjelaskan.