Rabu 06 Mar 2013 09:34 WIB

Kematian Chavez Ancam Ekspor Minyak Venezuela

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Rakya Venezuela memegang lilin dalam sebuah upacara untuk mendoakan Presiden Huga Chavez
Foto: Reuters
Rakya Venezuela memegang lilin dalam sebuah upacara untuk mendoakan Presiden Huga Chavez

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Venezuela Hugo Chavez meninggal setelah 14 tahun berkuasa, Selasa (5/3) waktu setempat. Kematiannya dinilai akan mengancam ekspor minyak Venezuela. 

"Kematian Chavez dapat mengakibatkan periode ketidakstabilan politik dan ketidakpastian di Venezuela. Itu bukan hal baik untuk ekspor minyak," ujar Ahli Energi dan Geopolitik dari Universitas California, Amy Myers Jaffe.

Produksi minyak bumi turun tajam saat kepemimpinan Chavez. Produksi minyak menurun dari sekitar 3,4 juta barel per hari ketika dia terpilih. Setelah menurun bertahun-tahun, Venezuela hanya memompa 2,34 juta barel per hari bulan lalu. 

Pemerintah Venezuela memperkirakan produksi minyak lebih tinggi, sekitar tiga juta barel per hari. Namun, mereka dikucilkan di kalangan industri minyak. 

Di tengah penurunan kilang, Venezuela juga mengimpor produk bahan bakar dari Amerika Serikat. Padahal, AS yang menjadi salah satu pembeli ekspor minyak Venezuela. 

Harga minyak naik sedikit yakni sekitar 30 sen per barel dalam satu jam setelah pengumuman kematian Chavez selama malam.

Menurut Jaffe, industri minyak Venezuella mundur selama era Chavez. Padahal Venezuela sangat tergantung pada pendapatan minyak. "Apa pun yang terjadi ke depan, tidak akan ada pemimpin kharistamtik seperti Chaves. Karena itu, mereka harus serius membangun industri minyak," ujarnya. 

Pemimpin IHS bagian energi, Daniel Yergien mengatakan Chavez meninggalkan ekonomi yang lemah. Karena intervensi anggaran, inflasi, dan kekurangan likuiditas. 

"Tanpa kharismanya dan karakter yang kuat, ini tidak jelas bagaimana pengganti Chavez dapat mempertahankan sistem yang dia ciptakan," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement