REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Oposisi Suriah menyerang Kota Raqqa setelah menangkap Gubernur Raqqa Hassan Jalili dan pejabat senior partai berkuasa, Baath, Selasa (5/3).
Oposisi terus menggempur wilayah pasukan presiden Suriah Bashar al-Assad di Kota Raqqa, yang jaraknya sekitar 120 mil (195 kilometer) sebelah timur dari ibukota Aleppo. Mereka berupaya menghancurkan perlawanan yang tersisa di kota.
Sebelumnya, oposisi juga meruntuhkan patung perunggu besar almarhum ayah Assad sekaligus mantan presiden Suriah, Hafez al-Assad, Senin (4/3). Dalam rekaman video amatir yang diposting di Facebook dan Twitter itu, terlihat oposisi bersorak dan penduduk setempat menurunkan patung dengan tali. Tidak hanya itu, mereka juga merusak patung, seperti menggunakan kapak.
’’Ini adalah awal. Kota-kota Suriah lainnya akan segera jatuh, satu persatu, Insya Allah,’’ kata Mustafa Othman, seorang aktivis di Raqqa, berbicara melalui Skype.
Jika oposisi benar-benar menguasai Raqqa, maka ini menjadi menjadi kota besar pertama yang diambil alih dan dikendalikan oposisi ketika konflik. Kendali atas Raqqa berpotensi memberikan perkembangan yang signifikan dalam pemberontakan terhadap Assad. Selain itu, ini akan memberi keuntungan kepada oposisi karena Sungai Efrat yang ada di Kota Raqqa membentang dari Turki ke Irak.
tentu saja, pasukan Suriah tidak tinggal diam. Seorang pejabat pemerintah Suriah di Damaskus yang enggan disebutkan namanya mengatakan, tentara Suriah menyerbu oposisi di Raqqa dan menyebabkan banyak korban.
Observatorium Hak Asasi Manusia (HAM) untuk Suriah yang berbasis di Inggris Abdul-Rahman mengatakan, beberapa wilayah Raqqa masih di bawah kendali rezim. Para aktivis juga melaporkan bahwa rezim mengirim tank dan sejumlah pasukan darat untuk merebut kembali kota.
Abdul-Rahman mengatakan, menurut laporan, lebih dari 100 orang tewas dalam dua hari terakhir, namun jumlah korban jiwa tidak bisa dikonfirmasi secara independen. Para aktivis mengatakan sebanyak 16 orang tewas di Raqqa, diantaranya 10 orang dari kubu oposisi yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan.
Dikutip dari Al Jazeera, Rabu (6/3), di tempat lain pada hari Senin, pasukan Suriah, melancarkan serangan besar untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai oposisi di pusat Kota Homs.