Jumat 08 Mar 2013 06:44 WIB

Sultan Sulu: Saya Sultan Termiskin di Dunia (bagian 2/habis)

Sultan Sulu Jamalul Kiram III
Foto: globalnation.inquirer.com
Sultan Sulu Jamalul Kiram III

Oleh Rr Laeny Sulistyawati

REPUBLIKA.CO.ID, Sultan Sulu Jamalul Kiram III  mengerti betul kalau sejak tahun 1963, keluarga kesultanan Sulu menyewakan tanah seluas 75 kilometer persegi kepada Malaysia.

Sultan merasa  biaya sewa tahunan yang dibayar Malaysia tergolong kecil, yaitu  5.300 ringgit Malaysia atau sekira  1.708 dolar Amerika Serikat (AS). 

Untuk itu, Kiram ingin merebut kembali wilayah Sabah. Dia memerintahkan pengikutnya memasuki Sabah dan merebut kembali wilayah itu. Sedikitnya 150 loyalis Kiram memasuki wilayah Sabah sejak 9 februari lalu.

Praktis, terjadi baku tembak antara kedua belah pihak pada Jumat (1/3). Terdapat 14 korban tewas, dua diantaranya adalah pasukan Malaysia.

Pertempuran kembali terjadi pada Selasa (5/3). Saat itu Malaysia menggempur Distrik Lhad Datu, bagian Timur Sabah. Mereka juga mencari sekira 200 warga Filipina yang diyakini bersembunyi di sekitar perkebunan.  

Hingga kini, situasi di Malaysia masih memanas. Baru-baru ini, polisi Malaysia menemukan enam yang petugas polisi Malaysia yang tewas di Kampung Simunul ,di Semporna, Sabah dengan kondisi dimutilasi, Rabu (6/3). 

Mereka diyakini tewas pada Sabtu (2/3).  Dikabarkan , mayat itu dalam kondisi yang mengenaskan, ada yang kepalanya dipenggal dan matanya dicungkil.

Tapi kepala kepolisian Malaysia Inspektur jenderal Ismail Omar menolak untuk mengonfirmasi laporan laporan itu. Malaysia bersumpah untuk menghancurkan seluruh anggota Kesultanan Sulu yang menduduki Sabah.

Tapi, kesultanan Sulu berubah sikap. Mereka menyerukan gencatan senjata. "Sultan Kiram menyerukan gencatan senjata sepihak dari Kesultanan Sulu, efektif mulai Kamis pukul 12.30 (waktu setempat),’’ kata juru bicara Sultan Sulu Abraham Idjirani seperti dikutip dari The Star, Kamis (7/3) kemarin.

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan, Malaysia menolak untuk gencatan senjata. Kini kondisi Sabah semakin memanas. Korban yang tewas akibat konflik ini sedikitnya 30 orang. 

Konflik ini pun sampai mendapat perhatian dari organisasi duinia. Sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) Ban Ki-Moon menyerukan  supaya kekerasan di Sabah segera diakhiri dan memulai dialog.

sumber : Associated Press
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement