REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemberontak Brigade Martir Yarmouk Suriah membebaskan 21 petugas perdamaian PBB asal Filipina setelah empat hari disandera di Dataran Tinggi Golan, Sabtu (9/3).
Sekjen PBB Ban Ki-moon ikut menyambut pelepasan stafnya dan meminta seluruh pihak di Suriah menghargai kebebasan para pekerja perdamaian dalam melaksanakan tugasnya.
Peristiwa penyanderaan ini pun, ujar Ban, bakal menjadi evaluasi misi operasi berikutnya di area yang telah berkonflik selama 40 tahun tersebut.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Filipina, Raul Hernandez mengungkapkan 21 warganya tersebut setelah pembebasan bakal ditempatkan di Yordania terlebih dulu. Kemudian mereka menuntaskan misinya kembali di Dataran Tinggi Golan.
Hernandez juga menerima kabar dari Duta Besar Filipina di Yordania, Olivia Palala bahwa para petugas perdamaian itu dalam kondisi aman. "Mereka semua kini sudah aman, tidak ada yang terluka,” tegasnya, Ahad (10/3).
Ia mendapat laporan dari pejabat PBB di Damaskus, negoisasi pembebasan berlangsung lama dan alot. Pihak pemberontak mengubah rencananya mengirim para sanderanya pada tim PBB yang sudah bersiap di perbatasan Yordania.
Dari pantauan kanal satelit Arab yang menyiarkan video pembebasan, nampak tim PBB memakai helm biru terang sedang duduk di sebuah meja konferensi berbentuk bundar di sebuah tempat di Amman.
Pembebasan 21 petugas ini menjadi semacam studi kasus penanganan para pemberontak yang diabaikan pemerintah Suriah. Juru bicara kepresidenan Amerika Serikat Victoria Nuland mengingatkan Pemerintah Suriah pada Jumat lalu agar mensterilkan area perbatasan di Jamlah. Sekaligus memperingatkan para pemberontak.
“Kejadian ini bisa merusak reputasi di mata internasional, maka sebaiknya kalian segera membebaskan mereka,” tegur Nuland.
Tim pembebasan sandera dari PBB dipimpin koordinator Liga Arab PBB Mokhtar Lamani. Mereka sebenarnya berusaha masuk titik konflik pada hari Jumat. Namun, kendala birokrasi menghadang. Pada Sabtu mereka baru bisa mencapai perkampungan Jamlah.
"Kita terkejut mendengar berita dari satelit kalau pasukan kita bersama sandera telah tiba di Yordania dengan selamat,” ujar Lamani.
Salah satu aktivis yang terhubung dengan salah satu sandera menjelaskan via Skype jika para pemberontak Yarmouk tak bisa mencapai tempat tim PBB berada. Dengan alasan kondisi yang tidak memungkinkan, mereka mengarahkan sandera serta tim pembebasan ke arah Yordania.
“Kabarnya berminggu-minggu sebelumnya pemerintah Suriah sudah melakukan penghadangan serta serangan dari udara di sekitar tempat pembebasan,” ujar sang aktivis yang tidak mau diungkap jati dirinya.
Kementerian Luar Negeri Suriah dalam suratnya pada PBB yang dilayangkan Sabtu lalu menjelaskan, serangan tersebut sebagai bentuk pengamanan bagi pasukan PBB. Mereka berjanji segera menangani kelompok Yarmouk yang disebutnya sebagai teroris.
Juru bicara PBB Martin Nesirky menelisik peristiwa penyanderaan dengan perkembangan konflik di Golan sebagai pertanda perbaikan atas solusi damai PBB. Cara yang ditempuh ke depan diharapkannya bisa melalui pendekatan keamanan yang lebih baik.