Senin 11 Mar 2013 06:45 WIB

Mesir Bergolak, WNI Diminta Waspada

Kerusuhan kembali pecah di Mesir setelah pengadilan pada Sabtu (9/3) menjatuhkan  vonis mati kepada 21 suporter bola.
Foto: MADHYAMAM
Kerusuhan kembali pecah di Mesir setelah pengadilan pada Sabtu (9/3) menjatuhkan vonis mati kepada 21 suporter bola.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi kembali mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Mesir, khususnya mahasiswa, untuk mewaspadai situasi dan kondisi keamanan yang belum kondusif.

"Tadi kami (KBRI) sudah rapat untuk membicarakan situasi dalam negeri Mesir, dan mengimbau semua WNI agar selalu waspada," kata Dubes Nurfaizi dalam perbincangan dengan ANTARA di Kairo, Ahad.

Dubes juga mengingatkan mahasiswa Indonesia untuk tidak ikut-ikutan dalam aksi unjuk rasa dan menjauhi tempat-tempat konsentrasi massa.

"Mahasiswa hendaknya fokus saja belajar untuk menghadapi ujian dan jangan mendekati pusat-pusat unjuk rasa," kata mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.

Disebutkan, KBRI berkewajiban melindungi semua WNI dan selalu siap membantu bila ada yang menghadapi kesulitan terkait krisis tersebut.

Kendati demikian, katanya, sejauh ini belum ada rencana evakuasi karena krisis di Mesir belum mengkhawatirkan.

"Unjuk rasa hanya sporadis dan masih bersifat lokal terkait dengan putusan pengadilan terhadap terdakwa tragedi bola di Port Said," katanya.

Dubes merujuk pada vonis mati pada Sabtu (9/3) terhadap 21 terdakwa tragedi bola Port Said setelah sebelumnya disetujui oleh Mufti Nasional, penasehat pemerintah di bidang keagamaan.

Majelis hakim yang diketuai Sobhi Abdel Maguid dan dua anggota lainnya, Tareq Gad Al Maula dan Mohamed Abdel Kareem, dalam sidangnya di Kairo juga memutuskan 35 terdakwa lainnya hukumn penjara termasuk lima orang di antarnya hukuman seumur hidup.

Mereka dinyatakan terbukti secara sah terlibat dalam tragedi bola di stadiun Port Said, 220 km utara Kairo, pada awal 2012 menewaskan 74 penonton, umumnya Klub Al Ahly.

Tragedi di stadiun Port Said pada Februari 2011 itu berebak beberapa menit setelah berlangsungnya pertandingan antara Klub Al Ahly, Kairo, dan Klub Al Masri dari Port Said.

Menanggapi putusan itu, warga Port Said melancarkan aksi protes, sementara pendukung Al Ahly menyatakan ketidakpuasan.

Beberapa kantor polisi dibakar massa baik di Port Said maupun di Kairo.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement