REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sehari menjelang Nyepi Tahun Baru Saka 1935, warga kota Denasar menyerbu toko makanan, warung dan penjual kebutuhan pokok.
Hal itu disebabkan kekhawatiran mereka tidak bisa berbelanja pada saat Nyepi. Selain tidak ada pedagang yang berjualan, masyarakat juga diimbau untuk tetap tinggal di rumah.
"Besok kami tidak bisa berbelanja selama sehari, jadi harus dipersiapkan mulai sekarang," kata Juariah, warga asal Banyuwangi yang sudah delapan tahun menetap di Denpasar.
Dikatakannya, dia selalu menikmati pelaksanaan Nyepi dan tidak mudik ke Jawa. Hanya saja sambungnya, dia memang harus menyiapkan lebih awal untuk keperluan pokok pada saat hari Nyepi.
Menurut Komariah, pedagang sayur di kawasan Denpasar Barat, menjelang Nyepi dia selalu menambah stok sayur mayur, karena pembeli selalu meningkat sehari mnjalang Nyepi.
"Kalau tidak disiapkan lebih, kasihan mereka yang tidak kebagian. Apalagi pada saat Nyepi tidak bisa berbelanja," katanya.
Sementara itu, slain pedagang makanan, toko penyewaan compact disc juga banyak diserbu pengunjung. Itu disebabkan masyarakat tidak ingin saat Nyepi mereka di rumah kehilangan hiburan.
Sebagaimana pelaksanaan Nyepi sebelum-sebelumnya, siaran televisi di Bali selama Nyepi dihentikan. "Jadi saya menyiapkan hiburan untuk anak-anak dengan menonton film di video CD," kata Iwan Sutisna.