REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebanyak lima prajurit NATO tewas, Senin (11/3), setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh di wilayah bergolak Afghanistan selatan.
"Lima anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter di Afghanistan selatan kemarin," demikian isi pernyataan ISAF, pimpinan NATO, Selasa (12/3).
Pernyataan tersebut mengesampingkan keterlibatan Taliban dan kelompok lain gerilyawan dalam peristiwa itu, dan menyatakan, "Penyebab kecelakaan sedang diselidiki, tapi laporan awal menunjukkan tak ada kegiatan musuh di daerah tersebut saat kecelakaan terjadi."
Pernyataan itu tak menyebutkan kewarganegaraan prajurit yang tewas maupun perincian mengenai kecelakaan tersebut sejalan dengan kebijakan ISAF.
Saat ini, terdapat sebanyak 100 ribu prajurit pimpinan NATO, dan hampir 66 ribu adalah tentara Amerika, yang ditempatkan di negeri tersebut.
Tentara, terutama dari AS, Inggris dan Australia, telah ditempatkan di wilayah Afghanistan selatan dalam kerangka kerja ISAF guna mengatasi aksi perlawanan yang berkaitan dengan Taliban di sana.
Pada Senin, dua prajurit AS dan dua polisi Afghanistan ditembak hingga tewas dalam peristiwa yang jelas terlihat sebagai serangan orang dalam di Provinsi Wardak, Afghanistan timur.
Jumlah korban jiwa paling akhir tersebut membuat jumlah tentara asing yang tewas di Afghanistan tahun ini jadi 18.
Sedikitnya 10 helikopter pasukan koalisi telah jatuh tahun lalu, dan menewaskan sebanyak 41 prajurit koalisi serta delapan Afghanistan.