Senin 18 Mar 2013 18:56 WIB

KPPU Dukung Bulog Kontrol Harga Bawang Putih

 Pekerja menyusun bawang putih impor saat bongkar muat di Pasar Induk Kramat Jati,Jakarta,Senin (10/12).    (Republika/Prayogi)
Pekerja menyusun bawang putih impor saat bongkar muat di Pasar Induk Kramat Jati,Jakarta,Senin (10/12). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) mendukung usulan keterlibatan BUMN pangan seperti Bulog untuk mengendalikan harga bawang akibat pasokan yang terhambat.

"Kami dukung kalau Bulog ikut mengimpor bawang putih untuk mengendalikan harga. Gunanya agar spekulan kapok dan gigit jari," kata Komisioner Ketua Bidang Pengkajian KPPU Munrokhim Misanam dalam jumpa pers mengenai kenaikan harga bawang puith di Jakarta, Senin.

Menurut Munrokhim, usulan Menteri BUMN Dahlan Iskan patut diapresiasi asalkan nanti sistemnya terarah dan benar-benar bertujuan untuk mengendalikan harga bawang putih. Dia juga mengatakan jika terjadi kenaikan harga, BUMN pangan seperti Bulog bisa melakukan operasi pasar sebagai upaya stabilisasi harga.

Dia juga menilai kebijakan pembatasan impor sejumlah produk hortikultura aneh karena produksi bawang putih lokal tidak sampai 10 persen dari total kebutuhan nasional.

"Dalam pandangan saya agak lucu saat bawang putih yang produksinya tidak lebih dari 10 persen dari total kebutuhan, dilepas begitu saja," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengusulkan agar Bulog dan RNI untuk ikut mengimpor bawang guna menambah pasokan sebagai upaya mengendalikan harga komoditas yang belakangan ini meroket.

Usulan itu, menurut Dahlan, keluar karena dinilainya izin impor bawang hanya diberikan kepada pihak swasta. Setelah solusi jangka pendek dapat diatasi dan harga bawang kembali normal, Dahlan akan melakukan koordinasi dengan BUMN pertanian untuk bekerja sama dengan petani mengatasi persoalan jangka panjang soal ketersediaan pasokan bawang untuk masyarakat.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement