REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso mengaku tidak tahu soal permainan pemberian kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.
"Saya tidak tahu, karena sudah tidak menjabat (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)," kata Prabowo usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan, selama dirinya menjabat dirjen, tidak pernah melihat adanya praktek suap dalam pengurusan kuota impor sapi. Menurut dia, dirinya hanya pernah membaca di media massa terkait pendekatan pengusaha kepada tokoh partai politik dan pejabat terkait.
Menurut Prabowo saat dirinya menjabat Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, ada 50 importir yang diberikan izin impor daging. Izin itu menurut dia ditetapkan dalam rapat dan diputuskan menteri dalam pemberia kuota.
Menurut dia, Menteri Pertanian menilai PT Indoguna Utama sebagai importir yang layak. Hal itu menurut dia karena perusahaan tersebut memiliki gudang terbesar.
"Itu (pemberian kuota) sudah ditentukan tim eselon dua, sudah ditandatangani lalu saya juga tanda tangan. Karena kop suratnya atas nama menteri, semuanya atas perintah menteri dan harus sesuai prosedur," katanya.
Dia mengaku kenal dengan orang PT Indoguna Utama karena sering datang ke Kementerian Pertanian untuk mengurus izin. Namun dia menegaskan tidak mengenal Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq.
"Hanya Haji Effendy saja yang saya kenal karena dia importir. Elizabeth itu kan bos Pak Effendy," ujarnya.