REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tembakan dari Suriah menghantam kendaran tentara Israel yang sedang bepergian di Dataran Tinggi Golan selatan yang diduduki Israel pada Sabtu, menyebabkan beberapa kerusakan namun tidak ada korban, kata militer.
"Beberapa saat yang lalu, kendaraan militer yang bepergian di Dataran Tinggi Golan mengalami kerusakan ringan oleh peluru yang ditembakkan dari Suriah," kata juru bicara AFP. "Tidak ada yang terluka, dan insiden itu sedang dikaji."
Dia tidak bisa mengatakan apakah tembakan itu ditujukan pada tentara Israel atau peluru menyimpang dari pertempuran di Suriah antara pemberontak dan pasukan militer.
Tiga pekan lalu sebuah mortir dari Suriah menghantam Dataran Tinggi Golan setelah hampir tiga bulan tidak ada tumpahan serangan dari pertempuran di Suriah.
Pada November, pasukan Israel membalas dengan artileri dalam tembakan pertama tentara Israel terhadap militer Suriah sejak perang 1973.
Israel sedang memantau ketat perbatasan dengan Suriah dan kekhawatiran bahwa unsur-unsur jihad dari kalangan pemberontak melawan rezim Presiden Bashar al-Assad mungkin mencoba untuk menyerang negara Yahudi itu.
Pada awal bulan ini, Israel menyatakan keprihatinan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan menarik keluar sama sekali setelah pemberontak Suriah menyambar 21 pasukan mereka di zona gencatan senjata yang berbatasan dengan Israel.
Sejak 1974, Angkatan Disengagement Observer PBB (UNDOF) telah memantau sisi Suriah dari garis gencatan senjata dengan kekuatan 1.200 tentara, meskipun jumlah itu baru-baru ini diturunkan menjadi 1.000.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967 dan mencaploknya pada tahun 1981, satu tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Saat ini negara Yahudi memperbaiki pagar keamanan di sepanjang garis gencatan senjata dan pekerjaan itu diharapkan akan selesai pada akhir tahun.