REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf tetap akan kembali ke Pakistan meski menghadapi tuduhan tindakan kriminal, dan mendapat ancaman dibunuh oleh Taliban. Pernyataan itu dikatakan oleh Musharraf, Sabtu (23/3).
Selama 4,5 tahun terakhir dia tinggal di pengasingan di London dan Dubai, dan berencana untuk kembali ke Pakistan pada Ahad (24/3) hari ini. Sebenarnya keinginan Musharaff itu bukanlah yang pertama kali. Dia pertama kali menyatakan keinginannya untuk kembali awal tahun ini. Kemudian Musharaff menegaskan keinginannya itu bahwa dia akan tiba di kota pelabuhan Karachi untuk mengambil bagian pada pemilihan umum (pemilu)11 Mei mendatang. Kedatangannya di Pakistan ditemani oleh para wartawan dan pendukung partai politiknya, All Pakistan Muslim League.
Kedatangan Musharaff mempertaruhkan kemungkinan ditangkap sehubungan dengan pembunuhan seorang mantan perdana menteri Pakistan Benazir Bhutto pada 2007 lalu. Tim kuasa hukum Musharaff mengajukan petisi di sebuah pengadilan di Provinsi Sindh yang akhirnya memberinya jaminan preventif. Berarti Musharaff tidak akan segera ditangkap setelah tiba di Pakistan. Kemudian, dia memiliki waktu sepuluh hari untuk hadir di pengadilan. Tapi Musharraf menyebut tuduhan itu tak berdasar.