Selasa 26 Mar 2013 15:32 WIB

Dari Gresik Islam Bergerak ke Demak

Masjid Sunan Giri di Gresik,Jawa Timur.
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Masjid Sunan Giri di Gresik,Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Berbicara tentang Demak, maka sejarah penyebaran Islam menjadi awal mula kota yang berlokasi di Jawa Tengah tersebut. Lahirnya Demak tak luput dari kedatangan Islam di pesisir Jawa.

Kehadiran dan penyebaran Islam di tanah Jawi didalangi oleh para pedagang maupun mubalig Muslim. Mereka mendatangi kota-kota perdagangan yang memang telah ramai sejak era kerajaan Hindu-Buddha.

Bukti datangnya Islam di Jawa ada di Kota Gresik, yakni adanya nisan kubur Fatimah binti Maimun bin Hibatullah (wafat 1082 Masehi) serta adanya makam Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419 Masehi).

Sebelum Demak lahir sebagai kerajaan Islam, Gresik telah menjadi pusat penyebaran agama Islam. Dari Gresik inilah, kemudian Muslimin bergerak ke Demak. Catatan Tome Pires pun menyebutkan pemimpin Demak berasal dari Kota Gresik.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Islam di Indonesia menyebutkan, Demak mempunyai letak geografis di pesisir utama dengan lingkungan alamnya yang subur. Semula, Demak adalah sebuah kampung yang dalam babad lokal disebut Galagahwangi. Tempat tersebut konon dijadikan permukiman Muslim di bawah pimpinan Raden Patah yang kehadirannya di tempat tersebut atas petunjuk seorang wali bernama Sunan Rahmat atau Sunan Ampel.

Raden Patah merupakan seorang Brawijaya dari ibu seorang putri Cina asal Champa. Ketika Raden Patah masih dalam kandungan, ibunya dititipkan oleh Brawijaya kepada gubernur di Palembang. Di situlah Raden Patah lahir.

"Tempat itu kemudian tumbuh dan berkembang sebagai pusat kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa sejak akhir abad ke-15 masehi, mungkin sejak lenyapnya ibu kota kerajaan Majapahit di daerah Trowulan oleh Wangsa Girindrawardhana dari Kerajaan Kediri tahun 1474," tulis Marwati dan Nugroho.

Menurut catatan berita Tome Pires pada 1512-1515, Demak saat itu merupakan kota besar yang dihuni sekitar delapan ribu hingga 14 ribu rumah tangga. Penguasa Demak dijabat Pate Rodim dan kakeknya yang berasal dari Gresik. Meski Islam telah menyebar di Demak, di kawasan pedalaman masih terdapat kerajaan Hindu dengan raja Batara Vigiaya, yakni Brawijaya. Kerajaan ini jatuh kepada Kesultanan Demak pada 1526.

Dr Uka Tjandrasasmita dalam buku Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia menuturkan, Demak tidaklah dikenal hingga Muslimin datang. Setelah Islam datang, Demak tiba-tiba menjadi pusat kerajaan yang besar, tepatnya di abad ke-15 dan awal ke-16. Dari Demak, kemudian lahir kota-kota Islam di Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Tegal, Cirebon dan Indramayu, hingga lahir Sunda Kelapa.

Kelahiran Demak tak luput dari penyebaran Islam yang lebih dulu berkembang di bagian timur pesisir Jawa. Sejak abad ke-11 hingga abad ke-14, telah ada perkampungan Muslim di Gresik, Tuban, Sedayu, bahkan di kota-kota Majapahit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement