Rabu 27 Mar 2013 19:24 WIB

Serahkan Kursi Suriah ke Oposisi, Liga Arab Dikecam Iran

Sebuah tank milik pemerintah Suriah terbakar dalam peperangan lawan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus pada Selasa (19/3).
Foto: Reuters/Mohammed Dimashkia
Sebuah tank milik pemerintah Suriah terbakar dalam peperangan lawan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus pada Selasa (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran mengecam Liga Arab karena membolehkan seorang pemimpin oposisi untuk mengisi kursi kosong Suriah di pertemuan puncak tahunan organisasi tersebut dan menggambarkannya sebagai "perilaku yang berbahaya", kata media Iran Selasa (26/3) malam.

Dengan penskorsan keanggotaan Suriah di Liga Arab pada November 2011, kursinya di Konferensi Tingkat Tinggi Selasa lalu diisi Moaz Alkhatib, tokoh kalangan koalisi oposisi Suriah yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Iran telah memberikan dukungan penting kepada Bashar sejak protes meletus di Suriah pada tahun 2011. Teheran menganggap dia sebagai kunci dalam sumbu perlawanan terhadap Israel, dan benteng

melawan apa yang dikatakan kelompok garis keras Sunni yang beroperasi di Suriah. "Menetapkan kursi Suriah di Liga Arab untuk orang-orang yang tidak mendapat dukungan dari rakyat membentuk pola perilaku berbahaya bagi dunia Arab yang dapat menetapkan preseden baru bagi anggota lain Liga Arab di masa depan," kata Wakil Menteri Kuar Negeri Iran, Hossein Amir Abdullahian, kepada Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA) melaporkan.

"Tindakan ini akan mengakhiri peran organisasi di wilayah ini," katanya. Pada KTT, Moaz Al-Khatib meminta kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry pasukan Amerika untuk membantu mempertahankan bagian utara Suriah yang dikuasai pemberontak dengan peluru kendali Patriot dari permukaan-ke-udara yang berbasis di Turki.

NATO cepat menolak ide itu. KTT juga mendukung pemberian bantuan militer kepada pemberontak Suriah. Sebuah komunike menegaskan bahwa negara-negara anggota memiliki hak untuk menawarkan bantuan "termasuk militer, untuk mendukung ketabahan rakyat Suriah dan Tentara Pembebasan".

Iran telah mengusulkan rencana enam pasal untuk Suriah dan menekankan pentingnya pemilu dan reformasi, tetapi tidak menerima penggulingan Bashar, dan mengatakan solusi untuk krisis tidak dapat

dipaksakan dari luar negeri.

sumber : Antara/ Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement