REPUBLIKA.CO.ID, GUANTANAMO -- Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengirim delegasinya ke penjara Guantanamo satu pekan lebih cepat dari rencana semula. Hal itu dilakukan karena aksi mogok makan penghuni penjara meluas.
Berdasarkan keterangan juru bicara ICRC, Simon Scorno, puluhan wakil lembaganya termasuk dokter dikirim ke penjara tersebut pada Selasa lalu. Dalam sebuah laporan, aksi mogok makan di penjara Guantanamo telah berjalan selama 50 hari. Militer AS mengatakan 31 narapidana di penjara itu melakukan aksi mogok makan.
PressTV melaporkan otoritas penjara mengatakan tiga tahanan dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi. Sementara, 11 tahanan lainnya dipaksa makan untuk mencegah turunnya berat badan secara drastis.
Tahanan di Guantanamo mulai melakukan aksi mogok makan pada 6 Februari setelah penjaga penjara diketahui menyita barang-barang milik pribadi termasuk surat, foto, dan Alquran.
Amerika Serikat memiliki 166 pria tahanan dalam penjara tersebut. Aksi mogok makan massal pernah dilakukan pada 2005. Namun, protes tersebut ditanggapi dengan mengikat para tahanan dan memaksa mereka makan dengan nutrisi cair.