REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1.500 orang, wisawatan dan staf, dikawal keluar dari Menara Eiffel pada pukul 19.30 waktu setempat. Mereka diungsikan tak lama setelah seseorang memberi peringatan melalui telepon mengenai adanya bom di tempat yang menjadi tonggak sejarah di Paris tersebut.
''Peristiwa itu terjadi setelah ancaman dari Alqaidah untuk melakukan pembalasan terhadap campur tangan Prancis di Mali untuk memerangi gerilyawan fanatik tersebut,'' demikian laporan media di internet yang dipantau Antara di Jakarta pada Ahad.
''Polisi mengatakan seorang penelepon tanpa nama telah memberi peringatan bahwa peledak telah diletakkan di sekitar menara tersebut,'' sebut Daily Mail dalam edisi daringnya.
''Penelepon itu mengatakan ledakan akan terjadi pada pukul 21.30 waktu setempat,'' kata polisi. Namun, hingga pukul 22.00 waktu setempat tak ada ledakan.
Menara tersebut masih ditutup dan tim anjing pelacak terlatih masih mencari bom itu. "Mungkin menara ini tidak buka lagi pada malam ini (Sabtu malam)," kata juru bicara polisi sebagaimana dilaporkan Dailymail.
"Pencarian masih berlangsung. Tapi, tak ada anggota masyarakat yang diperkenankan berada di dekat lokasi. Telah dilakukan pengungsian total," katanya.
Menara tersebut biasanya dibuka sampai tengah malam selama akhir pekan Paskah. Restoran di dekatnya termasuk Le Jules Verne sangat sibuk pada Sabtu malam.