Rabu 03 Apr 2013 13:54 WIB

'Zakat Harus Dijadikan Pengeluaran Utama'

Rep: Heri Purwata/ Red: A.Syalaby Ichsan
KH Didin Hafiduddin
Foto: Darmawan/Republika
KH Didin Hafiduddin

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof KH Didin Hafidhuddin mengatakan, zakat masih merupakan pengeluaran paling buntut dari daftar pengeluaran keluarga. Itupun dikeluarkan kalau masih ada sisa. Jika tidak ada sisa, maka tidak membayar zakat.

Akibatnya, perolehan zakat sangat jauh dari potensi zakat yang ada. Dijelaskan Didin, saat ini potensi zakat sebesar Rp 213 triliun. Namun perolehan zakat tahun 2011 hanya Rp 1,7 triliun, tahun 2012 mendapat Rp 2,3 triliun. Sedangkan tahun 2013, Baznas menargetkan sebesar Rp 3 triliun.

Untuk meningkatkan target zakat, Didin mengharapkan digalakkan sosialisasi kepada masyarakat. Khususnya tentang pentingnya kewajiban membayar zakat.

"Pengeluaran zakat jangan lagi kalau ada sisa, tetapi harus menjadi urutan pertama dalam daftar pengeluaran keluarga," kata Didin pada pembukaan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Baznas DIY di Yogyakarta, Rabu (3/4/2013).

Baznas, lanjut Didin, terus berupaya agar masyarakat mau menyalurkan zakatnya. Di antaranya, dengan mengangkat tokoh masyarakat sebagai duta zakat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement