REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan "tidak mengatakan sepotong kebenaran pun" tentang konflik Suriah.
"Erdogan tidak mengatakan kebenaran sedikitpun semenjak awal krisis di Suriah," kata Bashar dalam sebuah wawancara dengan media Turki yang disiarkan lewat YouTube sebagaimana dilansir AFP. Turki merupakan pendukung utama pemberontakan Suriah yang pecah sejak Maret 2011.
Pihak Damaskus kerap menuduh Ankara telah membiayai, melatih dan mempersenjatai pasukan oposisi guna menghadapi tentara loyalis Bashar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan Turki saat ini menampung lebih dari 260 ribu jiwa pengungsi Suriah.
Wawancara dengan Bashar dilakukan pada Selasa dan direncanakan akan ditayangkan pada Jumat, demikian menurut pemilik kanal YouTube tersebut.
Pada bagian lain wawancara tersebut, Bashar juga mengutuk pembunuhan yang dilakukan pada 21 Maret terhadap ulama Sunni prorejim Mohammed Saeed al-Bouti dan menyebutnya sebagai bagian dari operasi penyemaian benih permusuhan sektarian di Suriah. "Peran para ulama sudah tidak diragukan lagi, termasuk Dr Bouti, terutama untuk memastikan kegagalan rencana rahasia lewat penyemaian benih perselisihan sektarian. Itulah mengapa mereka membunuh Dr Bouti," ujar dia.
Data PBB menyebutkan sedikitnya 70.000 nyawa telah melayang dalam perang yang berlarut-larut setelah praktik kekerasan oleh militer mengubah pemberontakan damai menjadi pemberontakan bersenjata.